"Tajamnya pisau hanya sanggup membunuh satu orang, namun kekuatan pena bisa mengubah satu peradaban" begitu lah kira-kira kata-kata mutiara yang pernah saya baca, entah dimana. Mungkin juga kutipannya salah, hehe.
Intinya, memang tulisan bisa sangat berpengaruh melebihi kekuatan-kekuatan lainnya. Paham komunisme, juga didasari oleh tulisan Karl Marx soal kegelisahannya atas ketidakadilan yang menimpa kaum proletar dalam The Communist Manifesto.
Baru-baru ini, dinding media sosial kita dihampiri sebuah buku, yang dipromosikan secara gratis oleh salah seorang pemimpin karismatik, Prabowo Subianto. Ia menyampaikan prediksi bubarnya Indonesia di tahun 2030. Lebih mengejutkan lagi, karena ia mendasarkan pernyataannya dari sebuah novel berjudul Ghost Fleet.
Peter Warren Singer, penulis Ghost Fleet (kolaborasi dengan August Cole), memang bukan orang sembarangan. Ia adalah ahli strategi yang pernah bekerja di Departemen Pertahanan AS, jurnalis di banyak media ternama seperti Boston Globe, New York Times, Washington Post, Lost Angeles Times, dan masih banyak lagi. Ia mendapat gelar Phd dari Harvard University bidang pemerintahan. Kata-katanya banyak dikutip majalah dan koran di AS, dan sering diundang sebagai pembicara diskusi politik.Â
Singer dinobatkan sebagai salah satu "Top 100 Global Thinkers" oleh Foreign Policy (penerbitan yang berfokus pada masalah dunia, peristiwa aktual juga kebijakan domestik dan luar negeri di AS). Saat ini ia juga bekerja sebagai editor lepas di Popular Science, majalah sains dan teknologi.
Ketika saya membaca soal Peter Singer, baru lah saya paham mengapa Jenderal sekelas Prabowo bisa mudah percaya dengan apa yang Singer tuliskan dalam bukunya. Jika Dan Brown butuh riset lengkap untuk bisa berkisah mengenai simbolisasi yang terentang dari ujung ke ujung dunia, Singer memang menjalani hidup sebagai seorang ahli strategi yang paham peta perpolitikan dunia.
Apa sih isi Ghost Fleet itu?
Secara pribadi, saya belum baca. Mendengar novelnya saja baru sekarang, setelah heboh soal pernyataan Prabowo. Namun dari hasil penelusuran di internet, kira-kira buku ini memang bergenre  post apocalyptic novels.
Post apocalyptic biasanya berkisah tentang prediksi masa depan, saat manusia sudah kelewat rakus, kelaparan merajalela, invasi alien, atau karena perang. Kisah-kisah macam The Hunger Games, The Girl with all The Gifts, I am Legend, The Stand, World War Z, Maze Runner adalah beberapa contohnya.
Ghost Fleet sendiri bercerita tentang cinta segitiga, eh perang segitiga antara Amerika Serikat, Rusia dan Tiongkok (China). Di masa depan, dikisahkan China berhasil menguasai minyak dunia dan berambisi menguasai kawasan Pasifik Barat. Untuk mensukseskan rencananya, China menggandeng Rusia untuk menghancurkan AS. Kira-kira seperti itu. Lengkapnya, silakan gugling, sudah ada kok premis cerita lengkapnya.
Loh, terus soal Indonesia-nya mana?