"She rests at last beneath starry skies."
Robert Langdon memandang langit luas, kemudian berlutut di atas lantai kaca, menatap ke bawah lantai transparan yang memerlihatkan piramida terbalik. Ia kemudian menangkupkan kedua kepalan tangan, dengan raut wajah merenung, diiringi scoring music dari Hans Zimmerman yang megah.
Itulah potongan adegan terakhir film Da Vinci Code yang dibintangi oleh Tom Hanks dan disutradarai oleh Ron Howard di tahun 2006. Film ini termasuk yang ditunggu kemunculannya di tahun tersebut, sebab novelnya yang terbit tiga tahun sebelumnya, penuh dengan kontroversi.
Adalah Dan Brown, seorang penulis berusia 53 tahun, berkebangsaan Amerika Serikat yang membuat dunia terkejut di tahun 2003.
Brown menulis sebuah novel fiksi berjudul Da Vinci Code (novelnya yang keempat), berkisah mengenai perjalanan Robert Langdon, Professor Simbologi dari Harvard University untuk menguak pelbagai simbol demi menyelesaikan sebuah kasus pembunuhan.
Brown membuat kehebohan sebab dalam bukunya tersebut, ia menuliskan banyak fakta sejarah dan agama. Publik paling tercengang dengan disebutkannya fakta bahwa Yesus menikah dengan Maria Magdalena dan memiliki keturunan yang kemudian beranak pinak di Prancis. Brown juga menyinggung banyak perihal agama Katolik yang disebut-sebut banyak menutupi fakta sejarah, salah satunya mengenai Holy Grail.
Tak pelak sejak kemunculan Da Vinci Code di tahun 2003, novel ini dicekal di banyak negara-negara Katolik, bahkan beberapa negara Timur Tengah. Juru bicara Gereja Katolik Vatikan menyerukan semua umat untuk tidak membeli atau membaca Da Vinci Code, sebab dinilai "penuh dengan kebohongan". Brown dianggap telah menyerang kepercayaan agama Katolik dengan berani.
-Saya ingat ketika menonton film ini di bioskop, beberapa gadis muda di sebelah saya meributkan adanya subtitle yang hilang di beberapa dialog. Dialog-dialog tersebut adalah ketika para karakter memperbincangkan  konsep ketuhanan dalam agama Katolik, termasuk Yesus sebagai seorang manusia.-
Hukum alam berlaku.
Semakin kontroversi, semakin dicari. Semakin dilarang malah semakin dibicarakan.
Dan Brown sukses menjadi penulis papan atas karena booming-nya Da Vinci Code. Bahkan sebelum adanya pelarangan pihak gereja, buku Dan Brown telah dibeli banyak.Tercatat hingga saat ini, Da Vinci Code telah terjual sebanyak 80 juta kopi dan sudah diterjemahkan ke dalam 56 bahasa.