Menurut analisis saya (yang belum tentu benar), inilah sebabnya mengapa orang Indonesia senang sekali menyumbang komentar, dan kepo terhadap urusan orang lain. Makanya, suka senyum-senyum gimana gitu, ketika Daniel, Host Indonesian Idol berkali-kali menyebutkan lagu ini atau lagu itu yang barusan dinyanyikan finalis, menjadi trending topic worldwide. Bukan karena sangat penting. Lebih karena orang Indonesia memang cenderung sangat suka berkicau dan menganut budaya kolektivisme, serba senang ikut mengikut (termasuk saya, kadang-kadang, hehe).
Kembali ke soal menonton televisi itu, jadi apa ya yang sebaiknya kita lakukan? Yah kembali ke masing-masing aja deh. Toh kebiasaan ga segampang itu diubah. Hanya memang sedih saja kalau itu terjadi pada generasi muda. Banyak murid-murid saya, usia 20-an mengaku kecanduan nonton tivi. Ya Salaaaam ... udah kayak ibu-ibu ajeh ngikutin serial si anu naik haji dari jam 7-an sampe jam 11 malam.
Sudah sekitar sebulan ini televisi di rumah kami mati. Karena rumah (lagi-lagi) sedang direnovasi (tiada henti), posisi antena TV plus parabola si TV berbayar jadi mencong sana mencong sini. Kami malas membetulkan, ntar aja kalau sudah beres. Resmilah, tak ada suara TV di rumah kami. Jadi kami nya ngapain? Wooo banyaaak. Bisa nonton DVD, bisa maen game di komputer, bisa browsing ... dan baca buku.
Percayalah, selembar atau dua lembar yang kau baca, lebih bermakna ketimbang 2-3 jam tayangan TV yang kau tonton.
* meskipun yang kau baca komik Detektif Conan*
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H