Mohon tunggu...
Irma rahmayani
Irma rahmayani Mohon Tunggu... -

Irmarahmayani, dilahirkan di onemay,8 agustus 1994. telah menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 3 WAHA, pendidikan menengah di SMPN 2 TOMIA,SMAN 1 TOMIA,Kemudian melanjutkan di fakultas kesehatan masyarakat di Universitas Halu Oleo

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kasih Sayang Ayah

2 Desember 2014   13:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:16 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kita berbicara kasih saying orang tua, kita biasanya akan lebih membahas kasih sayang ibu dari pada kasih sayang ayah. Memang kasih sayang ibu tak tertandingi. Bagaimana dengan kasi sayang ayah? Semoga ilustrasi berikut ini bisa memberi sedikit gambaran  tentang kasih sayang ayah kita.



Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bermain atau berdongeng. Tapi tahukah kamu, setiap ayah pulang kerja dan dengan wajah yang lelah, ayah selalu menayakan pada ibu tentang keadaanmu yang kau lakukan seharian?

Pada saat engkau masih seorang anak perempuan kecil, ayah mengajarimu naik sepeda, setelah ayah menganggapmu bisa, ayah akan melepaskan roda bantu sepedamu.

Kemudian ibu bilang, “jangan duluayah, jangan dilepas dulu roda bantunya”. ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka. Tapi sadarkahkamu, bahwa ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tau putri kecilnya pasti bisa.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, ibu menatapmu iba. Tetapi ayah akan mengatakan dengan tegas, “kita beli nanti, tidak sekarang”.

Tahukah kamu, ayah melakukan itu karena ayah tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar boneka baru, dan ayah tau dy tidak bisa membelikan yang kamu inginkan.

Tahukah kamu saat itu ayah kamu merasa gagal membuat anaknya tersenyum.

Teman-teman saat kita beranjak remaja, kita mulai menuntut pada ayah untuk dapat izin keluar malam, dan ayah bersikap tegas dan mengatakan:”tidak boleh”. Tahukah kamu bahwa ayah melakukan itu untuk menjaga kita. Karena baginya, kamu sangat luar biasa berhaga.

Setelah itu kita marah pada ayah, dan masuk dalam kamar sambil membanting pintu kamar. yang mengetuk pintu dan membujukmu untuk tidak marah adalah ibu.

Dan pada saat itu ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalambatinya, bahwa ayah sangat ingin mengikuti keinginan kita, tapi lagi-lagi ayah harus menjagamu.

Teman-teman ketika kita jadi dewasa. Dan kita harus pergi kulia dikota lain,yaaaa seperti yang kita alami sekarang kita jauh deengan orangtua. Pada saat itu ayah harus melepas kita.

Tahukah bahwa badan ayah trasa kaku untuk memelukmu?

Ayah hanya tersenyum sambil memberi sedikit nasehat, dan menyuruhmu untuk berhati-hati.

Padahal ayah ingin sekali menangis seperti ibu mu dan memelukmu erat-erat.

“jadi ingat awal pergi kulia dikota lain”saat itu hari senin, tanggal 28 hanya ibu yang dapat memelukku sambil menangis, dan yang ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata disudut matanya, dan menepuk pundakku sambil berkata “jaga dirimu baik-baik”.

Ayah melakukan itu agar kita kuat.

Mungkin ibu yang lebih sering menelpon untuk menanyakan keadaanmu, tapi tahukah kamu jika ternyata ayahlah yang mengingatkan ibu untuk menelponmu.

Disaat kita butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupan kita pada saat kuliah, orang pertama yang mengerutkan keningnya adalah ayah.

Ayah pasti barusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

Saatnya kita diwisuda sebagai seorang sarjana. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dan telah menjadi seseorang”

Semoga ilustrasi diatas dapat memberi gambaran tentang kasih sayang ayah kita. Serta menambah semangat untuk berbakti kepada kedua orang tua dan membalas kasih sayang Ayah kita.   :) :)

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun