Mohon tunggu...
IRMA OFFICIAL
IRMA OFFICIAL Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi galau

Saya Irma mahasiswi stain Tengku di rundeng Meulaboh,hobi saya menulis membaca,meng galau ,pribadi saya sangat gabut

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Luka Mendalam,Kenangan Abadi :Mengenang TSunami Aceh (IE BEUNA)

12 Desember 2024   00:29 Diperbarui: 12 Desember 2024   00:32 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Luka Mendalam Masih Tergores Dalam Ingatan masyarakat aceh. Pagi yang cerah pada tanggal 26 Desember 2004 ,tiba-tiba berubah menjadi hari yang penuh kepanikan .

gempa bumi yang sangat dahsyat mengguncang dasar samudra hindia,tepatnya dilepas pantai barat sumatera.Peristiwa terjadinya tsunami tepat pada hari minggu , bertepatan pada zulka'idah hari ke -14,pada 20 tahun silam atau 26 hari menjelang idul adha 2004.
Dampak yang sangat mengerikan:
Gelombang tsunami yang sangat luar biasa tinggi dan kuat menghancurkan segala yang ada di daratan. Rumah-rumah, bangunan dan infrastuktur lainya hancur lebur dan ribuan orang kehilangan nyawa, keluarga terpisah, bahkan kehilangan harta benda.

 Tsunami adalah salah satu bencana alam yang paling mematikan sepanjang sejarah di Aceh.
Saya tidak tau bagaimana kejadian tsunami yang terjadi pada hari itu karena saya masih berusia dua tahun. Saya tahu terjadinya tsunami Aceh tepat pada usia 13 tahun saat duduk di kelas 1 MTsN.
Kemudian saya tahu bencana itu dari keluarga saya dan tetangga  yang menceritakan musibah besar melanda Aceh itu, begitu sedihnya disaat mendegar peristiwa tersebut, dari mulai pertama gempa sampai ke pengungsian makan apaadanya, dan ratusan ribu orang yang meninggal dunia atau hilang akibat gelombangan tsunami yang sangat besar. Kota-kota dan desa-desa pesisir hancur lebur terlihat seperti jalan tandus, jembatan dan bangunan ruko atau toko rusak parah.
Setelah saya tau tentang tsunami air mata terus berjatuhan tanpa disengaja kala mendengar cerita pahit dari sanak saudara, dan saya dapat berpikir andaikan hari itu saya sudah besar tentu akan menyaksikan dahsyatnya tsunami dengan kesedihan mendalam.
Tepat pada tanggal 26 Desember 2018 saya menduduki bangku sekolah kelas 2 SMA. Pada hari itu pertama kali saya mengikuti acara peringatan tsunami di Gunong Beureugang, Kaway XVI, tempat di mana kuburan massal korban tsunami diletakkan.
Dalam kuburan massal itu para korban dikubur bersamaan, sekitar pukul 09.00 pagi, saya ikut bersama keluarga ke kuburan untuk membaca yasin dan doa-doa, sungguh sangat ramai orang-orang yang mendoakan untuk korban tsunami. Setelah selesai semua dan orang-orang pada pulang, saya pun tiba di rumah, kemudian tak lama kemudian datang teman saya bernama Shela mengajak saya pergi jalan-jalan ke Meulaboh, sambilan melihat orang-orang memperingati hari tsunami di kuburan massal Meulaboh. Saya penasaran di mana letak kuburan massal di meulaboh akhirnya saya dengan teman saya pergi, setiba di kuburan massal yang terletak di Desa Suwak Indrapuri, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, tampak ramai di kuburan tersebut. Para keluarga korban tsunami berbondong-bondong mendatangi kuburan massal, guna memanjatkan doa untuk para arwah korban tsunami.

Masih membawa  luka
Sampai saat ini semua orang tidak bisa melupakan peristiwa tsunami Aceh ini, meski-pun sudah bertahun-tahun berlalu, luka akibat tsunami Aceh masih terasa hingga kini. Namun, masyarakat Aceh terus berupaya bangkit dan membangun kembali kehidupan mereka.
Tidak terasa, hari, bulan dan tahun terus berganti, ternyata peristiwa tsunami Aceh masuk ke 20 tahun tepat pada tanggal 26 Desember 2024, bahkan sudah memasuki tahun yang terbilang cukup lama, akan tetapi luka di hati masih terasa. Semoga di hari memperingati tsunami Aceh pada Senin 26 Desember 2024, masyarakat bisa memperingati hari tsunami Aceh.

Pelajaran Yang Berharga
Bencana Tsunami Aceh menjadi sebuah pelajaran yang berharga bagi dunia tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana dan kerja sama internasional.


"Luka mendalam masih membekas di hati, kenangan pahit tak mudah terhapus".
Tsunami Aceh adalah tragedi kemanusiaan yang mengingatkan kita akan kekuatan alam yang tak terbendung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun