Mohon tunggu...
irmanda nyoman
irmanda nyoman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wanita bagi Indonesia Lebih Baik

Menyampaikan aspirasi dan gagasan demi kebaikan setiap wanita dan kaum marjinal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bulan Kemerdekaan RI, Mengenang Aksi Heroik Pangkalan Brandan "Lautan Api"

14 Agustus 2021   14:10 Diperbarui: 14 Agustus 2021   14:16 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: kompas.com

Belum banyak orang tahu peristiwa bersejarah yang terjadi di Pangkalan Brandan yang kemudian dikenal dengan istilah "Lautan Api". Peristiwa yang terjadi pada 13 Agustus 1947 ini hampir mirip dengan kejadian "Bandung Lautan Api" yang mungkin lebih dikenal masyarakat.

Pada bulan Kemerdekaan Indonesia ini, ada baiknya kita memutar kembali waktu, mengenang masa lalu ketika seluruh rakyat berjuang mempertaruhkan nyawa untuk melawan penjajahan. Jasa-jasa mereka akan selalu terkenang dan terpatri dalam hati kita, para penerus bangsa.

Ketika itu, dalam rangka mempertahankan kemerdekaan, pasukan laskar membumihanguskan Kota Kembang agar tak bisa dikuasai oleh musuh. Begitupun yang terjadi di Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

Wilayah itu merupakan salah satu sumber kekayaan alam yang penting sejak abad ke-19, yakni sebagai sumber ladang minyak tertua di Nusantara. Agresi militer Belanda memang ditargetkan untuk menyerang objek-objek vital untuk dikuasai kembali.

Namun semangat juang rakyat Langkat tak surut untuk mempertahankan Langkat dari perebutan kekuasaan oleh Belanda. Pertempuran berlangsung sengit antara pasukan penjajah melawan militer dan laskar rakyat.

Agresi militer Belanda

Peristiwa bermula pada 22 Juli 1947, ketika Belanda mendarat di daerah Stabat dengan persenjataan lengkap dan pasukan pansernya. Salah satu tujuan Belanda mendarat di Langkat ialah menguasai kembali daerah Pangkalan Brandan, yang merupakan sumber minyak bumi.

Hanya dalam waktu singkat, Belanda berhasil menguasai Stabat dan kemudian membangun benteng pertahanan serta terus merangsek hingga ke daerah Hinai dan Secanggang. Tidak berhenti di situ, Belanda juga terus melancarkan aksinya ke daerah Langkat Hulu dan Langkat Hilir.

Untuk menghadapi ancaman tersebut, Komando Langkat Area pun dibentuk yang merupakan penyatuan militer dan laskar rakyat guna menghimpun kekuatan yang lebih besar dan kuat dalam menghadapi pasukan Belanda.

Hal tersebut dicatat oleh Oka Abdul Hamid dalam tulisan "Sejarah Langkat Mendai Tuah Berseri" yang terbit tahun 2011. Dia menulis bahwa demi membatasi gerakan Belanda, pada 24 Juli 1947 para pemuda, laskar, dan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) membentuk komando Langkat Area di Tanjung Pura di bawah Komando Mayor Wiji Alfisah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun