Contoh: Seorang anak melihat ibunya sedih dan memberikan boneka favoritnya sebagai upaya menghibur, meskipun boneka itu lebih relevan untuk dirinya sendiri.
3. Empati untuk Perasaan Orang Lain (2-10 Tahun)
Pada tahap ini, anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perasaan yang lebih kompleks. Mereka dapat membayangkan apa yang dirasakan orang lain dan memberikan respons yang lebih sesuai.
Contoh: Anak memberikan pelukan kepada temannya yang sedang sedih karena kehilangan mainan.
4. Empati Berbasis Perspektif (10 Tahun ke Atas)
Pada tahap ini, individu dapat memahami perasaan orang lain tidak hanya berdasarkan situasi langsung tetapi juga dari konteks yang lebih luas, seperti pengalaman hidup atau lingkungan sosial mereka.
Contoh: Remaja yang memahami bahwa teman sekelasnya kesulitan belajar karena masalah di rumah dan mencoba membantunya belajar.
Proses Empati Menurut Hoffman
Hoffman menjelaskan bahwa empati melibatkan kombinasi antara emosi otomatis dan proses kognitif. Empati terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu:
1. Penularan Emosi (Emotional Contagion)
Ini adalah respons otomatis ketika seseorang ikut merasakan emosi orang lain. Misalnya, Anda merasa sedih ketika melihat orang lain menangis.