Indonesia menyepakati dimulainya Preferential Trade Agreement (PTA) atau pengurangan tarif untuk produk tertentu dengan tiga negara di benua Afrika, yaitu Mozambik, Tunisia, dan Maroko.
Pendekatan dan kerja sama dagang secara bilateral dengan negara di kawasan Afrika sangat penting dilakukan. Pasalnya, saat ini cukup banyak negara yang menyasar Afrika sebagai mitra dagang lantaran pesatnya perekonomian negara tersebut.Â
Pemerintah perlu mengupayakan agar kerja sama dagang dengan negara-negara Afrika ditekankan pada penghapusan hambatan nontarif. Sebab, menurutnya, selama ini negara di Afrika terkenal dengan tingginya hambatan nontarif.
Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan pasar Afrika untuk memacu eksporproduk manufaktur, mengingat kebanyakan negara di kawasan tersebut belum memiliki industri yang mumpuni.
Indonesia sendiri akan memasuki pasar baru di Afrika dalam waktu dekat. Penjualan produk Indonesia di Afrika akan dijembatani perjanjian dagang Indonesia-Mozambik Preferential Trade Agreement (PTA) yang akan ditandatangani Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita dalam waktu dekat.
Penandatanganan Indonesia-Mozambik PTA tinggi menunggu kecocokan jadwal dengan Menteri Industri dan Perdagangan Mozambik. "Saya tinggal menunggu karena menterinya harus dapat izin dari presidennya, sama-sama menyesuaikan schedule," aku Enggar.
PTA dengan Mozambik ini merupakan kesepakatan bilateral pertama yang dijalin Indonesi dengan negara di Afrika. Kesepakatan dagang ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kerjasama perdagangan dengan Mozambik saja, tetapi juga untuk membuka akses pasar bagi produk-produk Indonesia agar bisa masuk ke negara-negara Afrika lainnya. Mozambik akan menjadi hub atau pintu gerbang bagi produk-produk Indonesia untuk masuk ke pasar Afrika.Â
Total perdagangan Indonesia-Mozambik pada 2018 tercatat sebesar US$91,87 juta. Namun, tren pertumbuhannya menurun 11,7% dalam lima tahun terakhir (2014---2018).Â
Selama periode lima tahun tersebut, Indonesia selalu mengalami surplus dengan nilai surplus terakhir pada 2018 tercatat sebesar US$30,87 juta.
Pada 2018, ekspor Indonesia ke Mozambik sebesar US$61,37 juta dan impor Indonesia dari Mozambik sebesar US$30,50 juta. Selama periode Januari---Juni 2019, ekspor Indonesia tercatat mencapai US$61,40 juta, naik 133% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Sedangkan, impor Indonesia selama periode Januari---Juni 2019 sebesar US$9,12 juta atau meningkat 101,12%.
Produk ekspor Indonesia ke Mozambik adalah minyak sawit, sabun, industrial monocarboxylic fatty acids, uncoated paper and paperboard, dan margarin. Sementara, impor Indonesia dari Mozambik adalah kacang tanah, ferro-alloys, unmanufactured tobacco, dan kapas.