Mohon tunggu...
Irma Kempinski
Irma Kempinski Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jangan Politisasi Petani

18 Maret 2019   22:14 Diperbarui: 18 Maret 2019   22:23 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani (foto: merdeka)

Politik ibarat gurita, yang tentakel serta sulur-sulurnya bisa menjalar kemana-mana. Segala aspek dalam kehidupan kita, bisa dijadikan komoditas politik. Tidak terkecuali pertanian. Kalau masih ingat, beberapa waktu lalu pertanian dijadikan salah satu tema utama dalam debat antar calon presiden. Atau kalau mau merujuk jauh lebih ke belakang, Bung Karno sendiri menjadikan seorang petani bernama Marhaen sebagai gerakan Marhaenisme.

Dalam tataran tertentu, sah-sah saja menjadikan pertanian sebagai komoditas politik. Misalnya menjadikan pertanian sebagai pemicu gelora semangat rakyat. Atau menjadikan pertanian sebagai agenda prioritas politik. Yang jadi masalah adalah, mengapitalisasi pertanian atau bahkan petani demi keuntungan politik, untuk kemudian ditinggalkan setelah seseorang berkuasa.

Komoditas politik (meme edit pribadi)
Komoditas politik (meme edit pribadi)
Tidak terhitung banyaknya berbagai demonstrasi ataupun pemberitaan yang mengatasnamakan peternak dan petani menjelang pemilu malah semakin mempertegas adanya muatan politik di tengah suasana pesta demokrasi tahun ini.

Kita harusnya merasa muak bila petani dan peternak dijual untuk kepentingan politik. Kalau memang para politisi benar-benar membela petani, pasti mereka sedang ikut sibuk bekerja. Bukan menyebar kebencian, apalagi menjadi provokator yang mengadu domba petani dengan elemen lain di masyarakat.

Tanpa harus diperumit dengan urusan politik, sektor pangan dan pertanian sebetulnya  masih menyisakan berbagai permasalahan, salah satunya mafia pangan. Presiden Joko Widodo juga sebetulnya sudah di jalur yang benar dengan menciptakan berbagai insentif serta bantuan bagi para petani. Mulai dari asuransi tani, kapal ternak, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kalaupun masih ada masalah, harusnya dicari solusi dan pemecahannya. Bukan sekadar diungkit-ungkit atau malah dicari-cari celahnya.

Sumber 

Dan kini, menjelang pemilihan umum 17 April 2019, seiring dengan meningkatnya suhu politik dalam negeri, sektor pertanian dan pangan jadi ikut terimbas. Hampir semua politisi berbicara seolah mewakili nasib petani. Hampir semua politisi berorasi ingin meningkatkan harkat martabat dan kesejahteraan petani. Apakah janji dan orasi itu diwujudnyatakan, sangat butuh pembuktian.

Oh buka topengmu (meme edit pribadi)
Oh buka topengmu (meme edit pribadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun