Mohon tunggu...
Irma Kempinski
Irma Kempinski Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Hama Menyerang Batang

13 Maret 2019   23:23 Diperbarui: 13 Maret 2019   23:25 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa hari lalu, terdengar kabar bahwa tanaman padi di Kabupaten Batang diserang oleh hama wereng coklat. Luas sawah yang terdampak oleh hama itu pun cukup besar, yakni sekitar 19 hektare (ha) dari total 24 ha sawah di Desa Rowobelang, Batang.

Selain serangan hama wereng coklat, banyak juga petani yang melaporkan bahwa sawah mereka diserang hama burung emprit. Menurut keterangan warga setempat, masa-masa ini memang sedang rawan hama. Karena padi sudah mulai berbuah.

Sumber

Entah karena ingin menenangkan petani, atau justru meremehkan, Dinas Pangan dan Pertanian di Kabupaten itu malah menyatakan bahwa serangan hama itu tidak parah, belum mengkhawatirkan, atau berdampak pada gagal panen.

Seharusnya, gangguan sekecil apa pun tidak boleh diremehkan atau disepelekan. Mulai dari hama, penyakit, apalagi cuaca. Segala gangguan maupun hambatan dalam pertanian harusnya diselesaikan atau diatasi. Karena itu berpotensi merusak produksi pangan kita. Bagaimana kita bisa swasembada bila gangguan di lahan pertanian kita disepelekan?

Sejauh ini juga aparat dinas pertanian setempat belum banyak berbuat, atau membantu petani. Mereka baru sebatas memberi obat anti hama dan merekomendasikan jaring pengaman agar burung emprit tidak merusak padi petani.

Sebetulnya yang juga dibutuhkan para petani adalah perhatian. Butuh penyuluh atau bahkan Babinsa untuk lebih sering turun lapangan. Mereka bisa membantu petani atau setidaknya memberi kesan bahwa negara hadir bersama petani mengatasi gangguan pertanian. Petani juga tidak kadung kecil hati. Selain itu juga keberadaan aparat pertanian tentunya harus bisa mendeteksi dan mencegah tanaman yang di serang hama.

Berikutnya, bantu juga petani menanggulangi hama dalam bentuk penyemprotan dan pengendalian massal. Sehingga serangan hama tidak jadi meluas dan tanaman padi bisa ditanam dan tumbuh maksimal sesuai yang di harapkan petani. Selain itu, dengan kerja sama yang harmonis antara Babinsa, penyuluh pertanian, dan petani itu sendiri, akan terjalin komunikasi yang harmonis, sehingga pencapaian swasembada pangan dapat terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun