Mohon tunggu...
Irma Iryanti
Irma Iryanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dari Headstart ke Heartstart

16 Mei 2015   06:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:56 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Orang tua dan Guru tidak seharusnya memaksa dan menekan anak-anaknya yang masih TK bisa menulis dengan baik, membaca dengan benar dan menghitung dengan cepat. Usia anak-anak adalah “usia emas” yang waktunya sangat terbatas, sehingga harus di gunakan secara maksimal dan sebaik-baiknya agar anak dapat tumbuh dengan baik.

Usia anak TK adalah usia pengenalan, bermain dan bersenang-senang. Sehingga apabila Anak terlalu dipaksa menguasai kemampuan kognitif secara dini akan membuat anak jenuh dan stress karena terjadi ketidaksesuaian dengan usianya yang harusnya lebih banyak bermain dan bereksplorasi. Akibat dari penekanan orang tua atau guru terhadap anak pada usia dini adalah akan banyak anak yang berkepribadian anti social, personality disorder dan learning disabilty.

Ubah pendekatan

Proses pendidikan yang selama ini diwarnai dengan pendekatan “Headstart” harus di ubah menuju pendekatan “heartstart” .

Headstart adalah pendekatan yang menekankan anak “harus bisa” sehingga ada kecenderungan anak harus bisa menguasai kemampuan kognitif sedini mungkin. Pendekatan yang terlalu kognitif telah mengubah orientasi belajar siswa yang hanya semata-mata bertujuan untuk meraih nilai tinggi. Hal ini dapat mendorong para siswa untuk mengejar nilai dengan cara yang tidak jujur, seperti mencontek, menjiplak, dan sebagainya.

Heartstart adalah pendekatan yang cenderung membiarkan anak berkembang secara alami. Memberikan perhatian yang lebih besar pada penyiapan kecerdasan emosi, sehingga anak diberi kesempatan untuk berkembang secara alami. Secara alami, anak lebih senang bermain dan bereksplorasi.

Menurut Daniel Goleman, Keberhasilan seseorang di masyarakat sebagian besar ditentukan oleh kecerdasan emosi (80 %) dan hanya 20 % ditentukan oleh faktor kecerdasan kognitif (IQ).

Penelitian Howard Gardner, Mereka yang menggunakan bagian otak kanannya untuk berpikir dan otak kirinya untuk bertindak adalah orang-orang jenius.

Bagi orang tua dan guru yang masih cenderung menekan anak-anaknya, Sudah saatnya para orang tua dan guru untuk tidak lagi menekan dan memaksa anaknya menguasai kemampuan kognitif secara dini, beri kesempatan anak agar dapat berkembang secara alami. bebas dari tekanan berarti anak akan merasa senang dan gembira, kemudian dengan kondisi yang seperti itu akan menghidupkan fungsi otak kanan, dan jika anak senang maka akan memudahkan dalam menguasai pelajaran.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun