Sebelum membaca tulisan ini, tolong semua benda tajam yang ada dekat dengan para lelaki disingkirkan dulu. Takutnya ntar kena sambitan clurit atau parang dari kaum Adam setelah dibilang mereka kalah cerdas dengan perempuan. Wuakakaaa. Ampuuun…
Tulisan ini bukan berdasar survey suatu lembaga yang tak diragukan kredibilitasnya, cuma dari pengamatan yang tak terencana dan apa yang pernah teralami. Waktu sekolah dari SD hingga SMA yang mendapat rangking sepuluh besar, berapa jumlah laki-laki yang masuk top ten? Kebanyakan dari sepuluh siswa yang bisa dikatakan pintar dan cerdas itu hanya dua atau tiga siswa laki-laki yang masuk daftar top ten, selebihnya perempuan dan umumnya posisi tiga besar diduduki siswa perempuan. Betul kan?
Ops! Salah ya? Memang tulisan ini berdasar pengamatan yang tak terencana dan apa yang pernah teralami kan, dan itu tak selamanya mendung akan hujan, ehh tak selamanya sama. Jadi, kalau ada perbedaan pengalaman nggak usahlah dipikir serius apalagi sampai somasi segala. Lanjuut bacanya yaa…
Sayangnya, dengan kecerdasan yang dimiliki, perempuan yang mau dan bisa melanjutkan sekolah yang lebih tinggi jumlahnya masih kalah dibanding dengan laki-laki. Nggak tahu pasti alasan mengapa jumlah perempuan masih kalah dibanding laki-laki untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.
Kalaupun melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi, biasanya perempuan enggan memilih jurusan yang katanya cenderung dunia kelaki-lakian. Baru tahu yak jurusan kuliah ada jenis kelaminnya, wqeqeqe…. Coba tengok berapa jumlah mahasiswa perempuan di fakultas teknik terlebih teknik elektro atau mesin. Paling dalam satu angkatan tak lebih dari sepuluh mahasiswi di jurusan teknik elektro.
Siapa yang lebih suka menyalin hasil tugas sekolah/kuliah? Jawabannya: laki-laki. Itu cukup alasan kalau perempuan memang lebih cerdas. Ahaihaiii.…Wadoh, udah ada yang siap-siap dengan clurit nih. Pasti ntar ada yang ngeles, dibilanganya laki-laki itu tak kalah cerdas dengan perempuan tapi cuma malas aja. Hadeeuuhh..
Ada satu jurus yang bisa dipakai untuk mengelabuhi lawan ehh laki-laki yang pandai nyontek tugas. Dulu, ada satu kakak tingkat perempuan tapi beliau jurusan mesin. Cantik, tinggi, jilbab lebar rapi, tak pernah pakai celana, hah! Maksudnya tak pernah pakai celana panjang di luar, selalu pakai gamis gitu maksudnya!
Nah, beliau ini punya tampang cool & tegas. Dengan tampang yang begitu kawan-kawan beliau tak pernah berani nyalin tugas. Paling-paling cuma nanya, ehh tugas yang ini gimana ngerjakannya, atau pura-pura nanya tugasnya udah selesai belum? Dengan harapan akan dikasih salinan, tetep aja nggak bakalan dikasih. Gigit sapu.
Saat wisuda juga, dari berbagai jurusan banyak mana antara perempuan dan laki-laki yang berpredikat mahasiswa lulusan terbaik dari jurusan dan fakultas masing-masing. Tetap, masih banyak perempuan dengan kelulusan terbaiknya. Hayoo para lelaki mau marah yaaa?
Bermodal kecerdasan, perempuan mempunyai peluang yang besar untuk bisa menjadi “petinggi” diantara kaum laki-laki. Eits, ini bukan gerakan “melawan” laki-laki yak tapi untuk memotivasi “mengalahkan” laki-laki. Sama bukan sih? Wqeqeqeqe…
Lah, malah bingung sendiri dengan tulisan sendiri...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H