Mohon tunggu...
Irma Inong
Irma Inong Mohon Tunggu... lainnya -

aku, ada

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fase Cinta: Siapa Aku, Siapa Dia, Siapa Saja

4 Juni 2014   16:31 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:24 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahasan ini khusus eksistensi ke-aku-an soal cinta, sebenarnya bisa mencakup banyak hal tetapi biar tak salah fokus cukup soal cinta saja.

Siapa Aku…

Masa SMA banyak yang bilang adalah masa-masa yang indah. Setuju??? Bahkan ada yang bilang kalau diminta untuk mengulang masa-masa dalam hidup maka ia akan mengulang masa berseragam abu-abu putih. Sayangnya tak ada yang meminta.

Di SMA-lah “kenakalan-kenakalan” itu muncul, semisal terlambat sekolah imbasnya kena setrap berdiri dekat gerbang sekolah hingga mencabuti rumput, melarikan diri di jam-jam terakhir kalau gurunya tak ada, kalau pulang pagi karena gurunya rapat (alasan umumnya) langsung keluyuran ke rumah kawan, jarang ngerjakan PR paling-paling Abangnya yang ngerjakan atau meng-copy kerjaan temen, hehe…

Masa SMA lika liku percintaan mulai nampak. Mulai naksir-naksir sama kakak kelas-adik kelas, temen sekelas, temen seangkatan beda kelas maupun kawan sepermainan di rumah. Pada umumnya percintaan masa SMA ini untuk fun aja. Alasan umumnya sih biar semangat belajar, lah bukankah guru fisika yang killer itu yang bikin semangat! Karena takut dapat nilai jeblok.

Ada pula yang menolak tembakan cinta dari lawan jenis. Dan dengan menolak cinta tersebut salah satu untuk menunjukkan keeksistensian Siapa Aku.

Masa-masa puber inilah, seorang remaja ingin menunjukkan dirinya, Siapa Aku! Tapi untuk menunjukkan jati diri, Siapa Aku, ada yang bersifat negative adapula yang positif. Kalau urusan cinta, Siapa Aku ini sok jual mahal. Semakin banyak yang naksir atau semakin banyak menolak cinta maka semakin tinggi nilai Siapa Aku.

Siapa Dia…

Masa-masa awal kuliah, mulailah para remaja berfikir agak serius sikit tentang cinta. Mulai berkelana di dunia merah jambu. Kalau ada cowok atau cewek kece, hati bertanya, Siapa Dia?  Untuk mengorek segala informasi tentang Siapa Dia, investigasi dimulai dari dia di fakultas apa, jurusan apa, semester berapa, asalnya dari mana dan siapa kawan dekatnya.

Ada yang menemukan jodohnya saat kuliah ada pula yang selama kuliah tetap sibuk berkelana mencari cinta sejati. Payahnya tak menemukan juga. Kasihan…

Ada yang berfikir masa kuliah adalah masa yang baik untuk menyeleksi pasangan hidup. Senyampang status belum berubah, maka akan dipuaskan dulu dalam mencari-cari sosok yang tepat untuk dirinya.

Mungkin agak terkesan sok milih-milih. Terlalu banyak kriteria dan tingginya poin yang ditentukan tentunya akan semakin menyulitkan diri untuk mencari cinta sejati. Cinta memang harus memilih tetapi bukan terlalu milih.

Catatan, asalkan tidak setiap kali melihat cowok/cewek kece hati selalu bertanya Siapa Dia?

Siapa Saja…

Pernikahan adalah salah satu momen terbesar yang impikan bagi setiap orang.

Bagi perempuan, apalagi yang usianya sudah masuk kepala tiga tapi belum ada gebetan menjadi soal serius baik bagi dirinya maupun keluarganya. Urusan cinta semakin rumit kala sudah bekerja belum juga dapat gebetan. Semakin hari semakin lara. Banyak kawan yang sudah menikah. Punya anak. Apalagi status jomblo masih abadi melekat saat sudah bekerja.

Kesibukan bekerja kadangkala menyita perhatian, tahu-tahu usia terus merangkak.

Celakanya, ujung-ujungnya mencari pasangan tanpa memikirkan matang-matang. Karena sudah dikejar deadline usia akhirnya Siapa Saja bolehlah menjadi pasangan hidup. Siapa Saja yang mau, ayo! Berbahaya kan?

Di fase ini akhirnya yang ada sok obral diri. Hadeuuh…jangan yak!

Meski usia sudah matang (khusus bagi perempuan) untuk menjalani pernikahan, tetapi cinta sejati tetap belum juga muncul bukan berarti Siapa Saja boleh menjadi pasangan hidup. Pikiran jernih dan tetap berprasangka baik pada Tuhan adalah jawabannya. Mungkin Tuhan mempunyai rencana indah dibalik itu semua.

Jodoh, rizki dan maut adalah rahasia-Nya. Kita hanya mampu mengupayakan dan apapun hasilnya kita kembalikan pada-Nya.

**************************

Peringatan! Jangan bilang sebagian atau keseluruhan dari isi postingan ini adalah pengalaman penulis, hahaaaiii…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun