Rabu, 5 Februari jam empat pagi bab saya encer (baca; mencret hehehe), malamnya salah makan, pikir saya. Hal serupa terulang lagi sekitar jam setengah tujuh pagi. Saya cuekin. Beraktivitas seperti biasa. Namun sorenya pertahanan saya runtuh juga (hiperbol ah, hihi). Menjelang maghrib tubuh saya menggigil, kedinginan. Kedua tangan kesemutan dan jari-jari tangan serasa kaku.
Kepala serasa berat dan pusing. Mual dan muntah. Setelah diperiksa dokter setempat tekanan darah saya 85/50 mmHg. Saya sih tak paham juga apa artinya itu. Tanpa ragu sang dokter bilang “ ini harus opname, nanti biar diinfus. Biasanya kalau tekanan segini harus opname”
Alamak! Kepala saya bertambah semakin berat saja hanya demi mendengar “opname”. Keringat dingin langsung hadir. Secara saya paling takut kalau berurusan dengan periksa sakit, rumah sakit, jarum suntik apalagi sampai harus menginap sebagai pasien. Diberilah saya surat pengantar oleh dokter yang masih nampak cantik diusianya yang lebih kepala empat.
Selama perjalanan ke RS, saya bertekad jangan sampai opname! Tak boleh menyerah! Harus kuat, kuat, kuaat! Saya percaya saya baik-baik saja. Hanya butuh istirahat, tapi bukan istirahat sebagai pasien opname. Sebelum menuju ke RS oralit sachet dari sang dokter saya minum. Sesampainya di RS, saya diperiksa oleh dokter, masih muda.
Tekanan darah saya jadi 100/70 mmHg. Apakah ini pertanda baik? Serasa mendapat hadiah milyaran rupiah, ketika mendengar ucapan dokter. inilah yang dikatakan dokter muda itu “ rawat jalan aja ya, nggak usah opname, nggak bahaya kok tapi harus istirahat”. Ucapan syukur tak henti-hentinya saya panjatkan kepada Allah SWT. Sayangnya, cuma istirahat dua hari wuakakakak….(sakit modus)
Dan jeleknya saya, begitu badan agak baikan sikit, obat sudah saya stop konsumsi. Dan sampai sekarang pusing kadang masih saya rasakan. Ada temen bilang gini, enakan tekanan darah rendah dibanding darah tinggi. Kalau darah rendah makannya enak-enak, beda darah tinggi justru makanan yang enak-enak harus dihindari. Saya belum tahu sampai tingkat mana kebenaran komentar temen saya itu.
Dan dokter pun tak menjelaskan penyebab tekanan darah menjadi rendah pun tak menyarankan saya untuk mengkonsumsi makanan/buah tertentu yang dapat mengatrol kondisi saya. Ada sarankah? Atau ada yang sukarela mengantar makanan/buah untuk saya, GRATIS! Dengan ikhlas pasti akan saya terima. Wqeqeqeqe….
Setelah cari tahu apa saja penyebab tekanan darah rendah, ini dia paling tidak ada 10 penyebabnya:
1.Dehidrasi, kurangnya asupan cairan masuk ke tubuh. Mungkin habis olahraga berat. Gejalanya pusing, berkunang-kunang, bahkan sampai pingsan
2.Pendarahan, karena akibat kecelakaan atau operasi
3.Inflamasi organ tubuh, diawali organ yang meradang sehingga pembuluh darah mengelilingi jaringan yang mengalami inflamasi (radang)
4.Otot jantung lemah, adalah ketika otot gagal mengurangi darah yang dipompa. Penyebabnya otot jantung lemah adalah serangan jantung atau infeksi virus tertentu
5.Penyumbatan pembuluh darah, bila jaringan yang bertugas mengirim sinyal ke jantung terhambat sehingga kontraksi regular dalam jantung terganggu jika dibiarkan mampu memicu tekanan darah rendah
6.Detak jantung tidak normal, membuat kontraksi dalam jantung terganggu sehingga jumlah darah yang dipompa menjadi berkurang yang mengakibatkan hipotensi
7.Kehamilan, jika dibiarkan akan mengancam nyawa ibu dan janin
8.Infeksi tertentu, bila ada bakteri menyerang organ tubuh dan masuk ke pembuluh darah maka bakteri akan memproduksi racun yang mengganggu kinerja aliran darah
9.Kurang nutrisi, pastikan nutrisi dari makanan yang setiap hari dikonsumsi. Banyaklah mengkonsumsi kedelai dan kacang-kacangan
10.Masalah endokrin, bisa berupa penyakit tiroid, kekurangan hormon adrenalin, kadar gula rendah dan diabetes.
(diolah dari merdeka.com)
Yang pasti, tekanan darah rendah pun sangat tak mengenakkan buat saya. Seenak-enaknya penyakit bila dibandingkn dengan penyakit lainnya lebih enakan lagi kalau badan sehat. Betulkan? Eh, soal makanan/buah serius itu!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H