Mohon tunggu...
Irma Indriyana
Irma Indriyana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FTI UKSW

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Dalih dan Problema Jerat Digitalisasi

8 Juli 2021   19:21 Diperbarui: 9 Juli 2021   08:11 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring pergantian revolusi industri yang dimulai dari revolusi industri 1.0 dengan munculnya penemuan mesin uap untuk produksi barang pada abad ke-18 yang menjadi alasan dibalik kesuksesan ekspedisi para penjelajah dunia.

Kemudian dilanjutkan oleh revolusi industri 2.0 dengan penemuan tenaga listrik oleh Nikola Tesla dan Thomas Alva Edison yang mampu membuat sistem kerja listrik sebagai sumber penggerak mesin. Penciptaan penggerak mesin jarak jauh ini memberikan dampak besar dalam proses pembuatan alat untuk perang dunia. Di era inilah terjadi perubahan di mana masyarakat agraris mulai berubah status menjadi masyarakat industri.

Lalu berkembanglah revolusi industri 3.0 yang ditandai dengan sistem komputasi data. Salah satu inovasi yang berpengaruh yaitu mesin hitung yang ditemukan pada pertengahan tahun 1800-an oleh Charles Babbage telah dikembangkan oleh Alan Turing menjadi pemecah kode buatan nazi Jerman. Berbagai inovasi bermunculan karena perang dunia kedua, dimulai dari komponen lengkap seperti bahan semikonduktor, transistor hingga microchip, bahkan komputer yang saat ini dipakai merupakan hasil dari revolusi industri 3.0.

Dan munculah revolusi industri 4.0 yang menjadi wajah dari cara hidup manusia di masa kini. Di mana pada revolusi industri 4.0, teknologi manufaktur sudah masuk pada tren otomasi dan pertukaran data. Hal tersebut mencakup sistem cyber-fisik, internet of things (IoT), komputasi awan, dan komputasi kognitif. Dengan lahirnya teknologi digital saat ini pada revolusi industri 4.0 berdampak terhadap kehidupan manusia di seluruh dunia.

Belum usai hiruk-pikuk akibat revolusi industri 4.0, yang dikuti perkembangan era disrupsi, tiba-tiba datang kabar mengejutkan bahwa kini dunia akan memasuki era society 5.0 atau masyarakat 5.0. Konsep revolusi industri 4.0 dan society 5.0  sebenarnya tidak memiliki perbedaan yang jauh. Revolusi industri 4.0 yang menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligent) sedangkan society 5.0 memfokuskan kepada komponen manusianya. Konsep society 5.0 ini, menjadi inovasi baru dari society 1.0 sampai society 4.0 dalam sejarah peradaban manusia. Society 5.0 adalah hal alami yang pasti akan terjadi akibat munculnya revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 telah melahirkan berbagai inovasi dalam dunia industri dan juga masyarakat secara umum. Society 5.0 merupakan jawaban atas tantangan yang muncul akibat era revolusi industri 4.0 yang dikuti disrupsi yang ditandai dunia yang penuh gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas.

Dewasa ini dapat diketahui bahwa dunia sedang terjadi inovasi secara besar-besaran dalam bidang teknologi yang menjadi pusat atas segala lapisan bidang lainnya dari pendidikan hingga ekonomi. Akibat disrupsi ini menimbulkan dampak yang besar pula bagi masyarakat. Ini adalah penanda perubahan akibat kemunculan era digitalisasi.

  • Sosial media, sosialisasi dan hubungan interpersonal menjadi berbasis sosial media.
  • Dunia tidak ada batas dan terkoneksi, peristiwa di belahan dunia lain dapat dilihat pada saat bersamaan dan terhubung langsung.
  • Ketersediaan dan kemudahan akses informasi, akses untuk mendapatkan informasi menjadi lebih mudah dengan puluhan mesin pencari.
  • Adaptasi pembelajaran daring, pembelajaran tatap muka bergeser menjadi daring sebagai alternatif yang fleksibel
  • Digital business, dunia bisnis banyak bergantung pada teknologi dan munculnya Fintech, Daring dsb
  • Munculnya no-mo-phobia dan generasi mager, kecenderungan ketakutan jika tidak terhubung
  • Citizen journalism, jurnalisme yang bersumber dari siapapun sebagai konsekuensi many to many.
  • Produksi dan konsumsi hoaks, seringkali maryarakat tersuguhi dengan produksi dan konsumsi berantai fake dan hoaks.
  • Influencer dan Selebgram, munculnya profesi baru di dunia digital dan sosial media yang mendorong perubahan dalam kaitan pengaruh dan popularitas
  • Isu hak kekayaan intelektual dan hak cipta, muncul dan menguatnya isu ini di ranah digital terutama terkait dengan kemudahan untuk mengunggah konten terkait hak cipta milik orang lain.
  • Alineasi, banyak orang menjadi terpinggirkan dan tercabut dari kehidupan sosial memilih sibuk secara online.
  • Pornografi, salah satu yang juga turut merebak adalah publikasi berkaitan dengan konten pornografi.
  • Hacking dan carding, aktivitas peretasan dan penyusupan system komputer ataupun jaringan dengan tujuan untuk menyalahgunakan ataupun merusak system yang ada, termasuk penggunaan card personal.
  • Phubbing, sikap mengabaikan seseorang yang berinteraksi dengan kita karena perhatiannya lebih tertuju kepada gawai/ponsel.
  • Trolling, sering dideskripsikan sebagai versi online dari eksperimen pelanggaran dimana batas-batas sosial dan aturan etiket diabaikan.
  • Cyber bullying, bullying atau perundungan dengan menggunakan teknologi digital. Hal ini dapat terjadi di media sosial, platform chatting, platform bermain game dan ponsel.

Dari sekian banyak perubahan yang terjadi akibat digitalisasi yang menggeser gaya hidup masyarakat bahkan hingga kejahatan, dapat kita ketahui bahwa alasan semua itu terjadi adalah teknologi. Karena kini hampir semua aktivitas terpusat pada teknologi.

Dan juga dunia sekarang ini sedang di dalam era VUCA (Volatile, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity) di mana dunia yang penuh gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, dan ambiguitas. Masyarakat saat ini terus mengalami perubahan yang sangat cepat, tidak terduga, tak terkontrol dan di dalam dunia yang di mana kebenaran serta realitas menjadi sangat subyektif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun