Mohon tunggu...
Irma Alfiyanti
Irma Alfiyanti Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Protes Petani Kerinci

28 Januari 2019   21:32 Diperbarui: 30 Januari 2019   04:05 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petani buang kol dan kentang di jalan (foto oleh Tribun Jambi/Heru)

Masihkah kita ingat dengan para petani cabai di Demak, Jawa Tengah, yang sempat membuat sambal di jalan raya?

Aksi buang cabai hasil panen lantaran harga anjlok itu, kini terjadi lagi. Bukan di wilayah Jawa, melainkan di Sumatera sana.

Beberapa hari lalu, sempat viral video berdurasi satu menit yang isinya petani membuang kentang, cabai, dan kol hasil panen mereka di jalanan. Peristiwa itu terjadi di wilayah Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Sumatera Barat. 

Beritasatu.com

Kekesalan petani itu terjadi karena komoditas yang mereka tanam, turun harga di saat panen terjadi. Berdasarkan informasi yang dihimpun harga kentang hanya Rp. 3000/kg, padahal selama ini harga kentang mencapai Rp. 6000 hingga Rp. 8000. Kemudian cabai hanya Rp. 5000/kg , padahal biasanya bisa mencapai Rp. 15.000 hingga Rp. 30.000/kg. Bukan itu saja, bawang merah Rp. 6000 sampai Rp. 7000/kg dari harga biasanya Rp. 12.000 sampai dengan Rp. 15.000.

Harga panen (meme edit pribadi)
Harga panen (meme edit pribadi)
Kondisi ini sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu, warga dan petani berharap agar pemerintah bisa mencari solusi dari rendahnya harga hasil pertanian ini. Sebab untuk biaya yang dikeluarkan petani dari mulai menanam hingga panen cukup tinggi, namun ketika harga jual rendah, maka sangat merugikan petani itu sendiri.

Mulai dari harga pupuk mahal, belum lagi biaya pengolahan dan bibit. Oleh karena itu, bila harga turun di saat panen, maka biaya yang mereka keluarkan akan tidak sebanding dengan penghasilannya. Petani akan merugi.

Kondisi ini memerlukan perhatian yang ekstra dari Kementerian Pertanian (Kementan). Sebagai agen utama pembina sektor pertanian di negara ini, Kementan harusnya sudah punya cara untuk mengatasi fenomena jatuh harga semacam ini. Bisa dengan mengintensifkan penyuluh pertanian agar petani bisa bertanam selang-seling. Sehingga tidak terjadi banjir stok di satu periode secara bersamaan yang bisa menggerus harga. Atau bisa juga dengan membeli hasil panen petani lalu disimpan untuk dijual di kemudian hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun