Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Panjang Badan/Tinggi Badan
Berdasarkan panjang badan atau tinggi badan menurut umur untuk usia 0-60 bulan terbagi menjadi 4, yaitu:
- Sangat pendek
- Pendek
- Normal
- Tinggi
Beberapa Penyebab Stunting
Penyebab kejadian stunting sangat kompleks dan saling berhubungan serta memberikan pengaruh yang signifikan. Ada berbagai faktor penyebab stunting, yaitu:
- Status ekonomi
Masyarakat dengan status ekonomi yang rendah umumnya memiliki daya beli yang kurang, sehingga kemampuan belanja tidak cukup. Hal ini akan berpengaruh pada masukan gizi sang anak yang nantinya akan berdampak terhadap masalah gizi dan menimbulkan masalah kesehatan seperti stunting. Status ekonomi atau pendapatan rendah memiliki hubungan erat dengan masukan gizi yang kurang saat sedang menjalani kehamilan yang mengakibatkan lahirnya anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR), yang mana BBLR ini sendiri merupakan faktor risiko utama yang menyebabkan stunting.
- Pendidikan
Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang baik akan mudah dalam menerima informasi dibandingkan masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah. Sehingga pengetahuan yang dimiliki lebih baik, termasuk dalam informasi atau pengetahuan mengenai gizi yang bisa diperoleh dari mana saja, baik dari internet, buku atau tenaga kesehatan secara langsung ketika sedang penyuluhan. Pengetahuan juga menjadi indikator baik atau tidaknya masukan yang diterima oleh anak, termasuk perilaku kesehatan dan pemberian makan pada anak, serta ketersediaan bahan makanan tersebut
- Usia gestasi
Usia gestasi yaitu usia yang menunjukkan lama kehamilan yang diukur dalam beberapa minggu, dihitung sejak hari pertama siklus menstruasi berhenti hingga tanggal saat melahirkan. Bayi yang lahir dengan usia kehamilan prematur atau kurang dari 37 minggu berisiko lebih tinggi mengalami stunting.
- ASI eksklusif
ASI eksklusif diberikan selama enam bulan pertama kehidupan anak, kemudian dilanjutkan pemberian makanan pendamping ASI dengan tetap memberikan ASI sampai anak beusia 2 tahun atau lebih. Anak yang tidak mendapatkan ASI eksklusif berisiko lebih tinggi mengalami stunting.
- Riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
BBLR yaitu bayi dengan berat badan lahir tidak mencapai 2500 gram (gr) ketika lahir dengan tidak menghitung usia kehamilan. BBLR ini memiliki risiko 2 kali lebih tinggi mengalami stunting daripada bayi dengan berat badan lahir normal.
Dampak Stunting pada Anak
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018) menyatakan bahwa terdapat dampak yang ditimbulkan stunting. Dampak yang ditimbulkan stunting dapat dibagi menjadi jangka panjang dan jangka pendek, yang antara lain sebagai berikut:
- Dampak jangka pendek
- Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian
- Perkembangan kognitif, motorik dan verbal pada anak tidak optimal
- Peningkatan biaya kesehatan
2. Dampak jangka panjang
- Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa (lebih pendek dibandingkan pada umumnya)
- Meningkatnya risiko obesitas dan penyakit lainnya
- Menurunnya kesehatan reproduksi
- Kapasitas belajar dan performa yang kurang optimal saat masa sekolah
- Tidak optimalnya produktivitas dan kapasitas kerja
Kiat-Kiat Pencegahan terhadap Stunting
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya stunting:
- Memenuhi kebutuhan gizi selama kehamilan.
- Mengonsmsi tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa kehamilan.
- Melakukan pemeriksaan kehamilan.
- Pemberian Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
- Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan.
- Memberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) untuk bayi di atas 6 bulan hingga 2 tahun.
- Pemberian imunisasi dasar lengkap dan vitamin A
- Pemantauan pertumbuhan balita di posyandu terdekat
- Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
- Memberikan bimbingan pra nikah dengan materi pencegahan stunting, paket suplementasi gizi dan imunisasi kepada pasangan.
- Pemerintah menyelenggarakan PKGBM, yaitu Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk mencegah stunting.
Setelah membaca ulasan di atas, alangkah baiknya setiap kita turut andil dalam membantu menurunkan angka kejadian stunting, terutama bagi pasangan yang berencana memiliki momongan agar menyiapkan segala hal, termasuk pemenuhan gizi selama masa kehamilan dan tumbuh kembang anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H