Mohon tunggu...
IRMA PURNAMASARI
IRMA PURNAMASARI Mohon Tunggu... -

Panggil saja "AMA", Anak pertama perempuan satu-satunya dari tiga bersaudara. Sebagai mahasiswi dan bekerja di perusahaan BUMN dalam bidang Perbankan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

5 Tahun Lalu

24 April 2013   16:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:40 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1366794974223373012

Sebelum fajar,

Aku mengenalmu lewat tatapan

Tatapan yang tak pernah bisa aku lupakan.

Ya, saat senja terbenam

Didalam rangkaian gerbong kereta Kediri-Jakarta, suasana yang tak menentu

Dan semua berhenti saat aku melihatmu. Sosok yang tak pernah kukenal dan seharusnya tak ingin ku kenal. Tetapi semua berubah, rasa ini memintaku untuk melihatmu, mendekatimu, dan mengenalmu. Kamu itu beda, padahal kamu biasa, satu hal yang ingin aku ketahui dan ku jawab, kenapa rasa ini muncul? rasa berbeda saat aku melihatmu.

Fajar merekah,

Mentari pagi masuk menerangi sisi-sisi jendela

Perjalanan panjang ini akan berakhir

Ya, saat mentari pagi terbit

Didalam rangkaian gerbong kereta, suasana yang tak menentu

Pertemuan pertama dan mungkin terakhir olehmu. Aku belum dapat menjawab kenapa kamu berbeda? Padahal kamu biasa bahkan sangat biasa?. Saat kamu melempar senyuman dan seolah berkata kita pasti akan bertemu kembali. Aku percaya dan yakin kita akan bertemu kembali, meskipun itu hanya harapan kecil.

Lima tahun lalu,

Takdir membawamu menemuiku

Membawa jawaban untukku, aku nyaman didekatmu...

Tak pernah aku sadari, aku menemukanmu, di ruang dan waktu yang berbeda.

Aku tak pernah menyesal mengenalmu, selama ini

Meski jarak terbentang dan waktu yang sempit

Tapi kesungguhanmu, membuatku melupakan jarak yang ada , waktu yang tak berbatas

Pertemuan itu membuat cerita antara aku dan kamu

Semoga berakhir dengan ukiran nama antara aku dan kamu

Miliki aku semampumu, sebanyak waktu yang kamu punya...

(CW)

*******Tenang kurasakan bagaikan cinta

ku tak berdaya saat kuberada dipelukannya

kusayangi dia kumanjakan dia

ku tak mengira dan kumerasa kumenginginkannya

aku jatuh cinta kepada dirinya

dan ku merasa aq dan dia kan saling mencinta...

Walau kutahu ku tak pantas mendapatkan dirinya tapi ku tak bisa melupakan dirinya

Bantulah aku binalah aku,

agar aku bisa mendapatkan dirimu

Peluklah aku genggam tanganku,

saat kau coba menjauh diriku

... (the first song from him, touched my heart)

(CW)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun