Mohon tunggu...
Irma Indriani
Irma Indriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mi Casa es Mi casa.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. NIM : 21107030121 Asal : Wonosobo, Jawa Tengah Seseorang yang tertarik dengan hal baru yang unik dan asik.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Bangkit dari Pandemi, Yamie Legendaris dan Hanya Satu di Kota Wonosobo Makin Ramai!

10 Juni 2022   22:14 Diperbarui: 10 Juni 2022   22:16 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yamie Kedai Mie Agung | DOKPRI

Haloo guys! lama gak ketemu nih! Gimana kabar kalian semua? Semoga selalu sehat ya dimanapun kalian berada! Oh iya guys mendekati liburan sekolah nih, liburan sekolah pertama setelah pandemi. By the way kalian udah punya rencana liburan kemana aja? Atau kalian masih bingung nih mau rencanain liburan kemana? Atau ada beberapa kalian ada yang udah ada rencana untuk ke Wonosobo nih, apalagi dalam waktu dekat ini bakal ada "Dieng Culture Festival" setelah beberapa tahun tidak diselenggarakan di negeri atas awan Dieng nih.

Setelah situasi pandemi covid-19 yang melanda hampir di seluruh bagian dunia sejak akhir tahun 2019 hingga sekarang, mungkin banyak hal-hal yang sudah berubah dan juga berdampak pada kegiatan sehari-hari. Khususnya berdampak kepada para penjual makanan, mulai dari pedagang kecil hingga restoran bahkan yang sudah melegendaris dan biasanya ramai pelanggan pun terkena dampaknya. Penjualan mereka menurun akibat adanya pandemi covid-19.

Seperti kedai Mie Agung yang merupaka penjual yamie legendaris di kota Wonosobo, yang sudah berdiri sejak tahun 2015 dengan resep turun temurun dari keluarganya. Mie Agung membuka toko pertamanya di Kawasan pasar induk di kota Wonosobo, kemudian membuka cabang di Jl. Dieng, Bugangan, Kalianget, Kabupaten Wonosobo. Tapi sekarang Mie Agung menutup toko pertamanya yang berada di Kawasan pasar induk, hanya toko cabangnya yang buka.

Karena adanya pandemi covid-19 ini dan juga kondisi lingkungan yang dapat membahayakan Kesehatan. Adanya himbauan dari pemerintah untuk stay at home dan pemberlakuan lockdown di beberapa daerah di kota Wonosobo yang membuat masyarakat wonosobo tidak bisa sering berpergian ke luar rumah, seperti dine in bahkan membeli makanan pun tidak bisa. Sehingga membuat penjualan yamie agung ini menurun. Karena biasanya pelanggan Mie Agung ini merupakan para pelajar, mahasiswa dan pekerja kantoran, tapi di saat pandemi proses belajar dilakukan secara daring atau work from home. Jadi tentunya pelanggan Mie Agung menjadi menurun.

Namun setelah berusaha bertahan dan berjuang melalui waktu yang sulit selama pandemi dan kondisi yang sudah mulai pulih dari pandemi covid-19. Dan semua kegiatan perlahan sudah kembali menjadi normal, kegiatan belajar mulai dilakukan secara luring atau tatap muka, para pekerja mulai kembali bekerja di kantor, pasar mulai ramai, sudah banyak penjual dan pembeli berdatangan. Warga masyarakat mulai bisa melakukan kegiatannya seperti biasanya. Penjualan yamie kedai Mie Agung pun perlahan juga kembali membaik.

DOKPRI
DOKPRI

Setelah pandemi, Mie Agung ini semakin terkenal, hampir seluruh masyarakat wonosobo, khususnya dikalangan anak muda terutama pelajar dan juga mahasiswa pasti mengetahuinya. Kedai Mie Agung ini menjadi tempat makan andalan mereka setelah pulang sekolah. Pembeli dari yamie ini sekarang juga sangat banyak, apalagi saat jam makan siang, pembeli mulai berdatangan untuk makan siang mulai dari anak muda hingga yang tua. Saking terkenalnya, bahkan terkadang tidak sedikit pelanggan yang rela berdiri dan menunggu lama untuk bergantian tempat duduk dengan pelanggan yang lain, sehingga bisa dine in untuk menikmati yamie Mie Agung. Terlihat dari foto yang saya ambil, saya mendapatkan meja di luar bahkan di dekat tempat parkir motor saking banyaknya pelanggan yang ingin menikmati yamie khas dari kedai Mie Agung.

Kedai Mie Agung kini semakin terkenal karena bisa mempertahankan rasa yamie yang tetap sama, hampir tidak pernah berubah dari dahulu hingga sekarang. Dan untuk harganya pun relatif terjangkau dan cocok bagi kantong pelajar. Untuk yamie dipatok mulai dari harga 13 ribu rupiah dan untuk fuyung hai hanya 20 ribu rupiah saja. Porsi yang diberikan juga cukup banyak dan juga cukup mengenyangkan. Kedai Mie Agung ini tidak hanya menjual yamie dan fuyung hai saja, masih banyak menu-menu lainnya seperti pempek, pangsit goreng, kwetiau, cap cay dan masih banyak lagi.

Menurut Dika Listya, salah satu pelanggan tetap yamie agung, "Saya sudah berlangganan makan yamie disini sedari saya smp, kalo tidak salah ingat mungkin dari tahun 2018 hingga sekarang. Rasa yamie di sini hampir tidak pernah berubah dari dulu hingga sekarang, selalu sama. Harganya pun masih sama, mungkin hingga saat ini hanya naik 1-2 ribu rupiah saja. Menu favorit saya di yamie agung ini yamie bakso goreng dan es teh. Setelah pandemi, kedai Mie Agung ini semakin ramai. Saya sering tidak mendapatkan tempat duduk, jadi saya sering membeli untuk take away karena tidak ingin menunggu lama." Ucapnya pada Rabu (08/06/2022).

Tidak ada yang special dari kedai Mie Agung ini, hanya kedai yang berada di sebelah rumah pemiliknya, sederhana, tidak terlalu besar dan tidak instagramable, dari segi visual makanannya pun sederhana. Namun kedai Mie Agung ini dapat menarik pembelinya dengan rasa yamie yang khas dan selalu dipertahankan. Sehingga membuat para penikmatnya selalu ketagihan dengan rasa makanan dari kedai Mie Agung ini, dan membuat kedai Mie Agung ini selalu ramai, hampir tidak pernah sepi pembeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun