Mohon tunggu...
Irma Maharani
Irma Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Brawijaya - Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Peran dan Pengaruh Dewi Sartika dalam Perkembangan Pendidikan di Indonesia

9 November 2023   18:30 Diperbarui: 10 November 2023   20:10 1773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Raden Dewi Sartika muncul dengan ide untuk ikut berkontribusi dalam perjuangan pendidikan perempuan dengan mendirikan sekolah khusus perempuan untuk semua kalangan. Menurut Dewi Sartika, pendidikan sangat penting bagi perempuan. Karena pendidikan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman seseorang serta membantunya menjadi warga negara yang lebih berpengetahuan dan produktif. Dewi Sartika merupakan pionir pendidikan perempuan di Indonesia yang sangat mendukung pendidikan sebagai salah satu cara memberdayakan perempuan dan memperluas peluang di masyarakat.

Dewi Sartika juga merupakan salah satu tokoh pertama yang memperjuangkan hak-hak perempuan di Indonesia, termasuk hak untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki- laki. Karena peran inspirasinya yang sangat besar dalam dunia pendidikan dan perjuangan hak- hak perempuan. Raden Dewi Sartika pantas dianggap sebagai pahlawan Indonesia atas kontribusinya yang besar dalam memperjuangkan pendidikan dan pemberdayaan perempuan di Indonesia. Dewi Sartika juga aktif melakukan perlawanan terhadap pendidikan antara pribumi dan Belanda pada masa penjajahan.

Perjuangannya merupakan bagian dari perlawanan yang lebih besar terhadap kolonialisme dan ia menjadi simbol perlawanan terhadap pendidikan dan emansipasi perempuan. Karya Dewi Sartika menginspirasi banyak calon pendidik untuk berpartisipasi dalam pendidikan dan pengembangan masyarakat. Ia turut menciptakan perubahan sosial yang positif melalui pendidikan untuk mendorong kesetaraan gender di Indonesia. Dewi Sartika diakui sebagai salah satu pahlawan nasional yang ikut serta dalam perjuangan kemerdekaan dan kemajuan bangsa.

Pendidikan dan perlindungan hak-hak perempuan di Indonesia pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Pada tahun 1904, ia mendirikan sekolah putri pertama yaitu Sekolah Wanita (Kartini School), di Hindia Belanda, sekarang Indonesia. Dewi Sartika memperjuangkan pendidikan perempuan di saat akses mereka terhadap pendidikan masih sangat terbatas. Melalui tindakan ini, ia meningkatkan status perempuan dalam masyarakat dan mendorong kesetaraan gender.

Raden Dewi Sartika atau Dewi Sartika adalah seorang pendekar wanita asal Cicalengka. Raden Dewi Sartika lahir di Cicalengka, Kabupaten Bandung pada tanggal 4 Desember 1884. Ia dikenal sebagai pelopor pendidikan wanita, dan dianugerahi pendirian sekolah wanita. Serta dianugerahi gelar Pahlawan Rakyat oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1966.

Raden Dewi Sartika mempunyai ide, visi, ia memahami akar permasalahan dan mengimplementasikannya dalam tindakan yang tidak mudah dihentikan. Beliau merupakan sosok yang berpikiran luas tentang keadilan sosial dan berani bertanggung jawab dalam segala hal. yang mengantarkan perempuan pada kekuatan dan tidak pernah berhenti belajar hal ini juga tercermin dalam perkembangan lembaga pendidikan perempuan. Usaha Raden Dewi Sartika tidak hanya dinikmati oleh perempuan saja, namun seluruh masyarakat merasakan manfaatnya.

Raden Dewi Sartika muncul dengan ide untuk ikut berkontribusi dalam perjuangan pendidikan perempuan dengan mendirikan sekolah khusus perempuan untuk semua kalangan. Awalnya Gubernur Martanegara Dewi Sartika tidak terima dengan niat membuka sekolah putri, karena menurutnya akan mendapat tantangan besar dari masyarakat. Sekolah khusus perempuan yang dikelola putri Priyayi jelas tidak konvensional. Dewi Sartika rupanya tak jera dengan penolakan penguasa Martanegara.

Raden Dewi Sartika terus mengirimkan permintaannya, Penguasa Martanegara akhirnya menerima permintaan Dewi Sartika untuk memajukan pendidikan perempuan. Impian Raden Dewi Sartika terwujud melalui perjuangan panjang pada tanggal 16 Januari 1904. Dengan didirikannya sekolah wanita di Paseban Wetan, sebuah kompleks pendopo di Kabupaten Bandung itu memiliki pendaftaran 60 siswa perempuan ketika dibuka dan terus berkembang. Pada akhir tahun 1905, sekolah tersebut dipindahkan ke gedung baru di Ciguriang, yang kemudian diubah menjadi Jalan Raden Dewi.

Untuk menghormati usaha para pemimpin Bandung pada tahun 1910, Raden Dewi Sartika mengubah nama sekolah tersebut menjadi Sekolah Prioritas Istri. Raden Dewi Sartika mampu mendobrak pantangan-pantangan yang saat itu dianggap tidak biasa. Pemikiran Dewi Sartika tentang pendidikan perempuan sangat menginspirasi banyak orang, yang kemudian turut berkontribusi dalam berkembangnya Sakola Istri. Konsep pendidikan yang disampaikan Dewi Sartika yang menyatakan bahwa perempuan harus mempunyai keterampilan untuk hidup, sangat sejalan dengan perkembangan zaman saat ini.

Memperjuangkan pendidikan perempuan, Dewi Sartika merupakan pionir perjuangan hak perempuan atas pendidikan. Dengan mendirikan Sekolah Kartini, ia ikut meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan perempuan, sehingga membuka jalan bagi perempuan Indonesia untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. Kontribusi Terhadap Perkembangan Sistem Pendidikan, Melalui sekolah yang didirikannya, Dewi Sartika memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan sistem pendidikan di Indonesia. Hal ini meningkatkan akses terhadap pendidikan bagi banyak orang, terutama perempuan. Dewi Sartika merupakan sosok yang sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya memajukan pendidikan bagi perempuan. Perjuangannya menjadi landasan bagi pengembangan pendidikan yang lebih inklusif dan kesetaraan gender di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun