Jemariku kian melambat saat tiba pada halaman ini, sekali lagi kuperhatikan untuk meyakini bahwa memang kosong atau sekedar tulisannya menghilang sebentar lalu berharap kembali ada daan..... ternyata tidak, masih sama, bahkan semakin pekat rupanya....
kubiarkan saja beberapa detik nanarku beradu pandang dengan halaman ini, menunggu dan berharap ilustrasi wajah dengan tulisan “aku juga merindukanmu” tiba-tiba menyapa, dan aku segera mendekapnya...
jangan pergi lagi pintaku, sudah lelah ku membukanya lembar demi lembar dan tiba di halaman empat ratus lima puluh delapan yang kosong ini. jangan pernah menanyakan mengapa kosong halaman ini kak, sebab tulisannya masih sama dengan halaman pertama yang bertajuk rindu, dan aku masih sangat menyayangimu..... RF
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H