Oleh: Irhyl R Makkatutu
sepasang kunang-kunangsedang bercinta di kepalanya
antarkannya temui kenangan
meski hujan ingin tiadakannya
ia benci derasnya hujan yang riuh
membawa petaka pada sunyinya yang binar
kabut turun selimuti matanya
merampas cintanya yang baru beranjak
hujan geledah seisi hatinya senak
kopi hitam tanpa gula diseruput dengan pejam mata
pahit itu hidup
berubah kematian
yang berjalan tertati
menuju Bawakaraeng
kunang-kunang serupa lampu hias
di tepi ranjang
bukti rindunya yang mulai cemari sadarnya
di malam gigil cekam
kabut menari di jendela
ketuki pintu rumah
ia kehilangan keberanian
di sebilah badik warisan
di pucuk daun cengkeh
ia melayang
membawa foto hitam putih ukuran pelukan
ia merasa kembali muda
Rumah kekasih, 10 Mei 2015
Cat: Di muat di Harian Go Cakrawala, Sabtu, 23 Mei 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H