Mohon tunggu...
Irhyl R Makkatutu
Irhyl R Makkatutu Mohon Tunggu... lainnya -

Irhyl R Makkatutu, lahir diBulukumba, anak ketiga dari empat bersaudara, Warga Ikatan Pemerhati Seni dan Sastra (IPASS) Sulsel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kencani Rindu

25 Mei 2015   08:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:38 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh: Irhyl R Makkatutu

sepasang kunang-kunangsedang bercinta di kepalanya

antarkannya temui kenangan

meski hujan ingin tiadakannya

ia benci derasnya hujan yang riuh

membawa petaka pada sunyinya yang binar

kabut turun selimuti matanya

merampas cintanya yang baru beranjak

hujan geledah seisi hatinya senak

kopi hitam tanpa gula diseruput dengan pejam mata

pahit itu hidup

berubah kematian

yang berjalan tertati

menuju Bawakaraeng

kunang-kunang serupa lampu hias

di tepi ranjang

bukti rindunya yang mulai cemari sadarnya

di malam gigil cekam

kabut menari di jendela

ketuki pintu rumah

ia kehilangan keberanian

di sebilah badik warisan

di pucuk daun cengkeh

ia melayang

membawa foto hitam putih ukuran pelukan

ia merasa kembali muda

Rumah kekasih, 10 Mei 2015



Cat: Di muat di Harian Go Cakrawala, Sabtu, 23 Mei 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun