Mohon tunggu...
Irine Rakhmawati
Irine Rakhmawati Mohon Tunggu... lainnya -

cerpenis, penyuka sejarah dan sains

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemenang Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta 2012

15 Desember 2012   14:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:35 1545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sangat mengharukan sekaligus membanggakan ketika Jumat Malam 14 Desember 2012, di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jakarta, saya melihat seorang rekan menerima anugerah Sayembara Menulis Novel DKJ. Di usianya yang masih 27 tahun, Erni Aladjai meraih juara harapan di ajang bergengsi yang menjadi salah satu barometer perkembangan sastra di tanah air ini. Sebelumnya, bersama saya, Erni Aladjai memenangi juara 3 Cipta Cerpen pada Jakarta International Literary Festival 2011, dimana saya memenangi juara 2. Dan lebih mengharukan melihat Dewi Kharisma Michellia, yang juga masih belia (21 tahun), pun telah menorehkan namanya di lembaran dokumen sastra sebagai peraih juara harapan. Saya pernah memberi komentar atas sebuah cerpen Dewi Kharisma Michellia yang dimuat di Jawa Pos. Saya tak menyangka jika ternyata Dewi masih demikian belia jika dibandingkan dengan naskahnya yang demikian berbobot.

Pada even dua tahunan DKJ ini, muncul satu pemenang utama yaitu Andina Dian Dwi Fatma dengan karyanya “Semusim (Dan Semusim Lagi)” yang berhak atas hadiah sebesar 20 juta rupiah, dan 4 pemenang harapan yaitu Junaedi Setiyono (Dasamuka), Erni Aladjai (Kei), Sulfiza Ariska (Simpul Waktu) dan Ni Putu Dewi Kharisma Michellia (Surat Panjang Tentang Jarak Kita yang Jutaan Tahun Cahaya) yang masing-masing berhak atas hadiah 4 juta rupiah. Semuanya masih muda, kecuali Junaedi Setiyono. Hal ini tentu menjadi pengharapan baru atas hadirnya penulis-penulis muda berbakat yang menawarkan pembaruan.

Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) merupakan salah satu program utama Komite Sastra yang diadakan dua tahun sekali. Dimulai sejak tahun 1974, program ini pernah mengalami masa vakum dan berganti nama menjadi Hadiah Buku Utama antara tahun 1983 sampai 1996.

Pada 1997 Sayembara Menulis Novel DKJ diadakan lagi dan menghasilkan novel Saman karya Ayu Utami sebuah novel yang sangat fenomenal sebagai juara pertama. Sejak saat itu, novel-novel penting pun berlahiran kembali dari sayembara tersebut.

Cukup banyak novel-novel penting yang lahir dari tradisi Sayembara Menulis Novel DKJ, yang keunggulannya diakui oleh para kritikus sastra nasional dan pecinta sastra dari mancanegara, misalnya Saman karya Ayu Utami, Upacara karya Korrie Layun Rampan, Raumanen karya Marianne Katoppo, Geni Jora karya Abidah el Khalieqy, dan Dadaisme karya Dewi Sartika. Nama-nama seperti Putu Wijaya, Budi Dharma, Arswendo Atmowiloto, Ahmad Tohari, Hamsad Rangkuti pun tercatat dalam lembaran dokumen ajang DKJ ini.

Pada tahun 2012, sayembara ini diikuti sekitar 300 peserta (naskah novel). Selama tiga bulan (September-November), Dewan Juri (Helvy Tiana Rosa, Manneke Budiman, dan AS Laksana) bekerja keras untuk memilih novel-novel terbaik yang pantas mendapatkan Penghargaan Novel DKJ 2012. Dan karya saya yang bertajuk “Orang-Orang Kebun” cukup beruntung menembus deretan 20 nominasi. Sangat beruntung, mengingat saya belum lama terjun di dunia sastra seperti ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun