Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha (P2MW) ialah salah satu program yang diusung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Republik Indonesia yang saat ini juga tergabung dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dalam bidang kewirausahaan. Program P2MW diikuti oleh 404 perguruan tinggi di seluruh Indonesia dan sebanyak 2.017 kelompok usaha mahasiswa menerima pendanaan P2MW. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya mengirimkan 4 tim dalam ajang ini dan dari ke 4 tim tersebut pun berhasil lolos mendapatkan pendanaan.
Salah satu tim yang berhasil lolos pendanaan yakni Tim JEcoware, dalam tim tersebut terdiri dari 4 anggota salah satunya irine putri ivana yang bertanggung jawab dalam bagian produksi yang berasal dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Â Selama program ini dijalankan kurang lebih 6 bulan banyak kegiatan yang dilakukan seperti pendampingan usaha, workshop, bazar, hingga produksi produk. Produksi produk selama program berjalan dilakukan di Lokasi mitra yang berada di "Central Teknik Sidoarjo" tepatnya berada di Jl. Kh. Hasyim No.009/002, Bedrek, Siwalanpanji, Kec. Buduran, Kab. Sidoarjo, Jawa Timur dan selama produksi produk pun tidak selama berhasil tentunya banyak rintangan serta kendala yang dihadapi terutama dalam kualitas daun jati yang sering tidak bisa tertebak bagaimana kondisi kualitas daun yang akan diproduksi.
Maka dari itu salah satu fokus utama pengamatan mengenai produk tentu jatuh pada penyimpanan daun jati. Daun jati yang dipilih sebagai bahan baku harus memiliki keunggulan alami, seperti kekuatan daun, warna daun, minim nya getah daun, dan keindahan serat kayu. Namun, untuk memastikan kualitas produk akhir yang optimal, tim melakukan pengamatan dengan berbagai metode penyimpanan daun jati, mulai dari penyimpanan dalam ruang tertutup, kardus, hingga plastik besar. Namun, hasil yang diperoleh belum optimal. Setelah melakukan berbagai metode penyimpanan, ditemukan bahwa metode penyimpanan kedap udara memberikan hasil terbaik
Dari hasil gambar diatas menggambarkan daun jati yang telah dibersihkan dan dipotong sesuai ukuran kemudian disimpan dalam kondisi kedap udara merupakan metode yang terbukti efektif dalam mempertahankan kualitas daun jati, seperti warna daun, kekuatan daun, getah daun yang berkurang, dan keindahan serat kayu. Dengan demikian, piring yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih baik, tidak mudah berubah warna, tahan lama, dan memiliki tampilan yang menarik.
Melalui pengamatan yang dilakukan oleh Tim JEcoware, dapat disimpulkan bahwa metode penyimpanan kedap udara terbukti efektif dalam menjaga kualitas daun jati sebagai bahan baku piring ramah lingkungan. Dengan meminimalkan paparan udara, kelembaban, dan mikroorganisme, daun jati dapat mempertahankan karakteristik alaminya yang unggul, seperti warna daun, kekuatan daun, getah daun yang berkurang, dan keindahan serat kayu. Hal ini membuka peluang besar bagi pengembangan produk-produk berbahan dasar daun jati yang tidak hanya estetik, tetapi juga berkelanjutan. Keberhasilan Tim JEcoware dalam menemukan metode penyimpanan yang optimal merupakan langkah maju dalam upaya mengurangi penggunaan bahan baku ramah lingkungan dan mendukung ekonomi sirkular. Selain itu, pengamatan ini juga memberikan kontribusi bagi pengembangan industri kerajinan berbasis bahan alam di Indonesia, sehingga diharapkan dengan terus melakukan inovasi dan pengembangan produk piring dari daun jati dapat semakin populer dan menjadi pilihan utama bagi konsumen yang peduli terhadap lingkungan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI