Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Hari-harinya begitu makmur dengan pahala dan kebaikan. Sayang sekali kalau dilewatkan begitu saja. Rasa rindu yang membuncah dalam jiwa menjadikan seseorang merancang persiapan dengan sebaik-baiknya.Â
Semangat menyambut ramadhan akan memunculkan gelora beribadah.Para sahabat dan ulama salaf sangat gembira menyambut ramadhan dan sedih kala ditinggalkan olehnya. Merek sadar betul ramadhan adalah bulan meraih kesempatan untuk mendapatkan keberkahan Ilahi. Bagi mereka, berakhirnya ramadhan sama artinya dengan ditinggalkan ramadhan.
Diceritakan bahwa Imam Sufyan ats-Tsauri dibulan ramadhan beliau tidak mau menjumpai manusia karena ingin "bermesraan" dengan Allah Swt yaitu dengan membaca firman-firman-Nya.Â
Adapun Imam Syafii, beliau senantiasa mengkhatamkan al-Quran sebanyak 60 kali dibulan ramadhan. Sementara dibulan-bulan lainnya, beliau mengkhatamkannya sebanyak 30 kali.
Ya begitulah kelekatan para salafus saleh dengan al-Quran dibulan suci. Bagaimana dengan umat sekarang? Sayang, agaknya berbanding terbalik. Zaman now orang lebih akrab dengan smartphone daripada dengan kitab sucinya.
Mari koreksi diri sendiri, lebih banyak mana memegang smartphone dengan al-Quran? Mulai bangun tidur sampai menjelang tidur lagi, smartphone seolah tidak bisa lepas dari genggaman. Adapun mushaf al-Quran sebagai petunjuk kebahagiaan hakiki terserak diatas lemari sampai berlumuran debu.
Sungguh disayangkan, mestinya dibulan ramadhan umat Islam lebih memperhatikan al-Quran karena dibulan inilah kitab suci itu diturunkan. Allah swt berfirman yang artinya "Bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk dan pembeda (antara yang hak dan bathil)." (Al-Baqarah: 185)
Memasuki ramadhan, keranjingan umat Islam terhadap smartphone malah lebih parah.Â
Pada malam hari ramadhan, warung-warung yang menyediakan sarana wifi internet dipastikan jauh lebih ramai daripada masjid-masjid dan mushalla-mushalla. Umat Islam yang membuka facebook, instagram, whatsapp dan media sosial lainnya jauh lebih banyak daripada yang bertadarusan didalam masjid.
Aktivitas umat Islam di media sosial dibulan ramadhan ternyata jauh meningkat. Seandainya ada survei berapa kali umat Islam zaman sekarang memegang mushaf al-Quran dalam sehari, seminggu, sebulan atau setahun, hasilnya tentu akan sangat mengecewakan.Â
Oleh karena itu, ramadhan sekarang bukan lagi menjadi bulan al-Quran, akan tetapi telah bertransformasi menjadi bulan media sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H