(Tulisan ini telah sebelumnya dipublikasi oleh penulis yang sama di http://www.bukamatadantelinga.com/) Pendahuluan Sering kita mendengar istilah flek paru baik dari ucapan pasien maupun dari sejawat dokter. Skenario yang sering terjadi adalah pasien konsultasi ke dokter dengan keluhan batuk kronik, batuk yang sudah berlangsung lama hingga hitungan mingguan sampai tahunan. Lebih sering lagi ketika pasien datang dengan keluhan batuk darah. Dokter kemudian biasanya melanjutkan dengan pemeriksaan radiologis/röntgen berupa foto toraks atau bahasa Inggrisnya “chest x-ray”. [caption id="" align="alignnone" width="300" caption="Foto toraks normal tanpa flek"][/caption] Hasil fotonya kemudian dibawa kembali ke dokter, tampak ada bercak putih di bayangan paru, kemudian dokter biasanya akan bilang, “Anda terkena flek paru”. Tidak menutup kemungkinan setelah itu pasien langsung diberi obat yang musti diminum selama minimal 6 bulan, yaitu obat anti-tuberkulosis (OAT). Seolah-olah flek paru berarti penyakit tuberkulosis (TB). Sementara itu, istilah flek paru ternyata tidak harus berarti penyakit TB dan pemeriksaan TB tidak berhenti sampai di foto toraks hingga seseorang bisa dikatakan TB. Tulisan ini mencoba membuka wawasan bagi sejawat dan masyarakat mengenai istilah flek paru, apakah berarti TB atau bisa bukan TB. Flek Paru dan Jaman Kolonial Belanda Flek paru bila kita intip ke dalam buku besar diagnosis penyakit,International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems (ICD) versi 10 tahun 2010 oleh World Health Organization (WHO), ternyata tidak ada. Direktori diagnosis penyakit ini padahal menjadi pedoman nama diagnosis di berbagai negara termasuk Indonesia. Istilah flek paru pun diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris hanyalah “lung spots,” bercak paru. Lalu apakah yang dimaksud dengan flek paru? Pemakaian istilah flek paru secara historik berasal dari jaman dokter pra-kemerdekaan, ketika Belanda kolonial masih menduduki Indonesia. Ketika itu teknologi radiodiagnosis telah tersedia sehingga pemeriksaan foto toraks sudah memungkinkan. Istilah bercak dalam bahasa Belanda adalah “vlek”. Dikatakan “vlek” ketika terdapat bercak putih dalam temuan radiodiagnosis. “Vlek op de longen” adalah ketika terdapat bercak putih pada foto toraks. Ketika itu masih ada wabah putih atau “white plague” pada akhir abad ke-19 terutama di Eropa, yang diakibatkan oleh TB. Sehingga pengalaman klinis para dokter kala itu mungkin menunjukkan bahwa “vlek op de longen” seringnya adalah TB. Itu satu abad yang lalu. [caption id="" align="alignnone" width="240" caption="Foto bercak/flek paru"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H