Mohon tunggu...
Irandi P. Pratomo
Irandi P. Pratomo Mohon Tunggu... -

Medical Doctor, Faculty of Medicine, Universitas Indonesia (2008); Resident, Department of Pulmonology and Respiratory Medicine, Persahabatan General Hospital-Faculty of Medicine, Universitas Indonesia (2009 - 2012); Research Student & PhD Candidate, Hiroshima University (2012 - present)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fakta dan Mitos Tuberkulosis

4 Maret 2013   01:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:22 4065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi dewasa ini dunia terancam oleh keberadaan kuman TB yang kebal obat (multi-drug & extensively-drug resistant tuberculosis/MDR- & XDR-TB). Hal ini terjadi akibat penanganan kasus TB yang tidak sesuai di masa lalu seperti pemberian obat tidak tepat, kepatuhan pasien untuk berobat sangat rendah sehingga pengobatan terputus sebelum dinyatakan sembuh dan kebijakan penanganan TB yang tidak baik di suatu daerah.(10) Galur kuman TB kebal obat ini dapat saja dijadikan senjata biologis sehingga dapat mengancam kehidupan manusia di masa mendatang. Upaya pemberantasan TB sedikit banyak membuahkan hasil karena menurut WHO kejadian MDR- dan XDR-TB tahun 2010 dilaporkan cenderung menetap atau menurun seiring berjalannya waktu walaupun masih dilaporkan dari 37 negara saja.(11)

Upaya pencegahan terjadi MDR- dan XDR-TB lebih lanjut adalah mematuhi aturan pengobatan TB dengan tetap mengupayakan komunikasi efektif kepada pelayan kesehatan seperti melaporkan efek samping obat agar penderita TB tidak menghentikan sendiri pengobatan yang sedang berjalan. Pelayanan kesehatan juga bertanggung jawab untuk mengawasi respons, efek samping serta kendala pengobatan TB yang sedang berjalan. Bagi penderita MDR- dan XDR-TB harus mengetahui penyakitnya berpeluang menularkan kepada orang lain sehingga perlu menghindari tempat umum dan memakai pelindung diri seperti masker.(12)

Penyakit TB ditularkan melalui sentuhan langsung, berhubungan seksual, kontak dengan pakaian, handuk dan alat makan

Penyakit TB tidak ditularkan melalui pakaian, handuk dan alat makan yang dipakai bersama. Anggapan ini tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga terjadi di Filipina, Kenya, Malaysia, Peru, Vietnam dan Zambia.(4, 13, 14) Anggapan ini juga berkembang di antara para pelayan kesehatan sehingga terjadi kebijakan pengendalian penularan penyakit yang cenderung merugikan penderita TB secara sosial seperti diisolasi serta dikucilkan.(4) Penyakit TB menular melalui perantara udara akibat kuman yang dibatukkan dari mulut penderita TB. Air ludah, bersentuhan serta berhubungan seksual tidak menyebabkan penularan TB. Pencegahan penularan TB adalah dengan menutup mulut ketika batuk dan menjaga daya tahan tubuh bagi orang sehat yang berada satu lingkungan dekat dengan penderita TB.

Asap rokok dapat menyebabkan TB

Temuan yang dikumpulkan oleh International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD) menunjukkan bahwa pajanan asap rokok berhubungan dengan penularan TB, terutama pajanan asap sekunder atau secondhand smoke (asap yang dikeluarkan dari mulut perokok). Korban utama dari temuan ini adalah anak-anak dan usia muda. Kematian anak-anak akibat TB pada 1 dari 5 orang terutama berhubungan dengan kebiasaan merokok orangtua di dekat anaknya. Kematian dan kekambuhan TB berhubungan dengan jumlah serta lama merokok pada penderita TB sehingga program berhenti merokok perlu ditekankan pada penderita TB.(15)

Penyakit TB hanya diderita orang golongan miskin

Tingkat kejadian TB tinggi pada negara-negara berkembang dan negara-negara miskin karena berhubungan dengan tingkat kemampuan laksana suatu negara untuk menangani TB seperti menyediakan layanan kesehatan untuk menangani TB dan tingkat sosioekonomi penduduknya.(16, 17) Golongan miskin lebih rentan terkena infeksi TB karena berhubungan dengan tingkat kecukupan gizi, kualitas tempat tinggal yang kumuh dan kurang higienis dibanding golongan kaya.(9, 17) Namun demikian secara kasus per kasus, penyakit TB dapat menyerang golongan kaya maupun miskin.

Sering terkena angin malam dapat menyebabkan TB

Udara malam tidak secara khusus berhubungan dengan kejadian penyakit TB. Polusi udara secara umum dapat mengganggu fungsi paru dan meningkatkan risiko kejadian infeksi paru.(18) Demikian pula faktor gaya hidup dan lingkungan yang berisiko meningkatkan kejadian infeksi TB seperti kebiasaan merokok dan lingkungan kurang higienis.(15, 17)

Orang yang pernah terinfeksi TB berisiko terkena kanker paru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun