Mohon tunggu...
Dr Irwan Hadiwinata SH Sp.N MH
Dr Irwan Hadiwinata SH Sp.N MH Mohon Tunggu... Pengacara - Advokat di Indonesia sejak 1984

Ketua Umum Sahabat Advocate Nusantara Indonesia ( SANI )

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Single Bar atau Multi Bar

11 November 2024   14:51 Diperbarui: 11 November 2024   15:34 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Profesi Advokat adalah Profesi yang didambakan oleh sebagian besar para Sarjana Hukum dan  saat ini telah mencapai perkembangan yang sangat luar biasa dan akan berkembang terus

Undang Undang Advokat tidak dapat menghalangi hak para Sarjana Hukum untuk menjadi Advokat dalam mengemban profesi bersama penegak hukum lainnya membantu penegakan dan pembangunan hukum di Indonesia. Organisasi Advokat kewalahan untuk menampung Animo dimaksud dalam satu waktu bersamaan, sementara itu Wadah Tunggal Advokat yang dimaksud UU Advokat semakin jauh dari harapan dalam hal ini PERADI yang merujuk kepada UU Advokat telah PECAH 3, dan ANJURAN PEMERINTAH UNTUK BERSATU SEPERTINYA BUNTU, sehingga perlu pemikiran bagi kita semua karena  penumpukan para Sarjana Hukum yang ingin menjadi Advokat pada salah satu organisasi advokatpun akan menjadikan suatu industrialisasi yang tidak baik kedepan. Pada kenyataannya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir semakin bertumbuh badan hukum perkumpulan Advokat yang dibuka kran melalui Surat Ketua MARI No. 073/ 2015 mengantar para Sarjana Hukum menjadi Advokat.

Sepanjang 9 tahun berjalan Surat Ketua Mahkamah Agung dimaksud telah diajukan Judicial Review dan selalu tidak berhasil, dan memang tidak ada suatu kekuatan yang dapat membatalkan Surat Ketua Mahkamah Agung tersebut, kecuali Ketua Mahkamah Agung RI sendiri.

Secara Fakta keberadaan Advokat di Indonesia saat ini adalah :

  • Advokat yang diangkat berdasarkan SK MenKeh RI dan PH berdasarkan SK Pengadilan Tinggi , sebelum UU No 18/2003 tentang Advokat ;
  • Advokat yang diangkat berdasarkan UU No 18/2003 tentang Advokat; ( oleh PERADI dalam perjalanannya juga ada KAI ) ;
  • Advokat yang diangkat berdasarkan Surat Ketua Mahkamah Agung RI No. 073/2015, yang pengajuan Sumpah/Janji Advokat nya diajukan oleh Badan Perkumpulan Perdata organisasi advokat yang didirikan dengan berbagai nama ;
  • Advokat yang diangkat dan diajukan Sumpah/Janji Advokatnya oleh masing - masing dari 8 Organisasi Profesi Advokat asal. (pendiri dari Badan Hukum Perkumpulan PERADI)

Menjadi pertanyaan kita semua sekarang , :

  • Apakah benar PERADI sebagai Organ Negara Penuh, sebagai Quasi Organ Negara, atau hanya sebagai Badan Hukum Perkumpulan Perdata biasa ( saat ini terjadi perkara yang masing - masing PERADI meminta keabsahan SK Menkumham RI tentang susunan Pengurus dari Badan Hukum Perkumpulan Perdata dengan nama PERADI )
  • Dengan berkembangnya banyak pendirian Badan Hukum Perkumpulan Perdata dengan berbagai macam nama Organisasi Advokat ,yang juga menjalankan perintah pasal 2 dan 3 UU Advokat( PKPA , UPA, Lantik)

Bukankah  ini suatu fakta bahwa cita cita Single Bar telah bergeser menuju kepada Multibar ?

Dengan mengubah atau merevisi atau membuat Undang- undang Advokat yang baru, permasalahan perkumpulan Advokat tidak akan selesai, kecuali mengundang dan mengumpulkan para Ketua Perkumpulan/OA yang mendapat mandat anggota, untuk berembuk mau dibawa kemana Organisasi Advokat di Indonesia.

Wallahualam.

Dr. Irwan Hadiwinata, S.H., Sp.N., M.H. .-#irhawisani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun