Jakarta, ibukota negara indonesia yang teletak di pulau jawa ini selalu mendapat sorotan, disamping karena predikatnya sebagai sebuah ibukota Negara juga karena fenomena-fenomena yang ada di Jakarta membuat kota yang dulu bernama sunda kelapa ini selalu menjadi sorotan baik itu pada media maupun pada pembicaraan-pembicaraan masyarakat.
setelah pemilihan walikota dan wakil walikota yang baru yaitu pasangan jokowi ahok yang keduanya bukan orang asli Jakarta, seperti diketahui bahwa jokowi adalah orang jawa tengah yaitu solo yang pernah menjabat sebagai bupati dan ahok merupakan orang dari pulau belitong dengan darah keturunan cina. Namun keduanya menunjukan kinerja yang baik pada pemerintahan saat ini.
Dari semua fenomena yang ada di Jakarta, Tradisi banjir merupakan fenomena tahunan yang tidak pernah sepi dari perhatian dan menjadi topic besar di Jakarta. Jakarta selalu mengalami banjir yang berasal dari luapan sungai-sungai yang membentang membelah kota ini.
Gaya hidup yang tidak baik, seperti membuang sampah di sungai, membuat rumah di bantaran sungai yang mengganggu arus sungai, serta kurangnya daerah resapan membuat Jakarta seperti kubangan yang setiap hujan besar datang maka sudah bisa dipastikan akan terjadi banjir. Tidak hanya pemukiman yang tergeneng banjir, jalan-jalan besar juga banyak yang tergenang banjir seperti jalan Gatot Subroto, Jl Prof Satrio, Casablanca, lampu merah Pancoran, Jakarta Selatan. Jl Kapten Tendean, Jakarta Selatan.Jl MH Thamrin mengarah ke Bundaran HI. Dan jalan-jalan lainnya juga terlihat genangan dari mulai sebatas sampai mata kaki sampai paha orang dewasa.
Pemandangan yang terlihat di pemukiman yang terkena banjir adalah beberapa warga menggunakan ban untuk membantu mereka berjalan, perahu-perahu karet juga terlihat melintas diantara rumah, perahu karet ini digunakan tim sar untuk evakuasi warga ke tempat yang tidak terkena banjir. Banjir yang datang tiap tahunnya ini selain mematikan perekonomian masyarakat, juga menghalangi pendidikan anak-anak, sekolah-sekolah banyak yang tergenang sehingga meliburkan siswanya.
Hal yang perlu dikaji adalah sikap warga Jakarta tentang banjir yang melanda dan menggenangi rumah mereka. Seperti diketahui selain banyak warga yang menolak untuk dievakuasi ke tempat pengungsian dengan alasan mereka masih bisa bertahan di lantai 2 rumah mereka, juga mereka tidak lantas memutuskan untuk pindah rumah ke tempat yang lebih nyaman. Padahal dari pemerintah kota sudah menawarkan berbagai fasilitas seperti rusunawa yang keadaannya sudah cukup baik bila dibandingkan dengan perumahan di bantaran sungai yang sudah pasti terkena banjirnya bila sedikit saja sungai meluap, padahal tidak bisa dijamin aman atau tidak dari banjir yang ada, bisa saja ada banyak penyakit yang datang bersama air banjir tersebut.
Ini pula yang menjadi PR bagi walikota dan wakil walikota yang baru, dimana jokowi sudah terlihat beberapa kali masuk ke seluk-beluk perumahan kota Jakarta, sampai menerobos banjir di Jakarta dengan menggulung kain celananya. Jokowi juga menjelaskan bahwa dia sudah merancang untuk membuat sumur resapan sebanyak 10.000 buah yang akan menyerap air sehingga Jakarta bisa terhindar dari banjir. Namun banyak pula yang meragukan rencana jokowi ini, seperti seberapa efektif sumur resapan ala jokowi ini dan dimana jokowi akan meletakan sumur resapan itu masih belum diketahui secara pasti, namun warga Jakarta merasa puas dengan kinerja jokowi yang sudah banyak memberikan perubahan yang berarti bagi Jakarta. Selanjutnya realisasi dari sumur dan program lainnya masih diharapkan oleh warga Jakarta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H