Mohon tunggu...
Ircham Arifudin
Ircham Arifudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasianer Brebes Club (KBC-53): penulis receh sekaligus penikmat kopi tanpa gula

menjadi tua itu pasti, menjadi dewasa itu pilihan

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Boleh Salah Asalkan Jangan Bohong

30 Juli 2021   11:01 Diperbarui: 30 Juli 2021   11:26 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Boleh salah, asalkan jangan (berani) bohong." Kira-kira begitulah pesan yang selalu saya ingat dari salah satu guru saya sewaktu sekolah dulu.  Awalnya saya belum "mudeng" dengan maksud dari pesan tersebut, sampai kemudian dalam suatu kesempatan diskusi tugas makalah di kampus dulu, ada salah satu peserta yang memberikan statement kira-kira seperti ini: "Dalam melakukan sesuatu, kesalahan merupakan hal yang wajar, jika terjadi kesalahan ya tinggal minya maaf dan diperbaiki sebagaimana mestinya, yang penting jangan bohong,".

Statement tersebut membuat saya semakin memahami maksud dari apa yang dulu dipesankan guru saya, pesan tersebut merupakan pesan yang bersifat universal dalam kehidupan ini, apalagi sering juga kita juga mendengar ungkapan bahwa manusia merupakan tempatnya salah dan lupa. Maksud "salah" yang "dibolehkan" dalam konteks ini yakni masih ada kemungkinan untuk membetulkan/ memperbaiki kesalahan tadi.

Bagi saya, pesan tersebut sangat pas diterapkan (diantaranya) sebagai prinsip dasar dalam menulis. Kesalahan dalam menulis mungkin saja kita kita alami, bahkan mungkin sesuatu yang wajar bagi penulis pemula seperti saya, hehehe... Saat kita mengetahui adanya kesalahan pada tulisan kita, tinggal revisi seperlunya saja dan selesai, asalkan jangan sekali-kali berbohong dengan apa yang kita tulis, jangan sampai tulisan orang lain kita akui sebagai tulisan kita. Jika kita mengutip tulisan orang lain, sertakan pula sumbernya /penulis alinya, biar ga termasuk plagiat (jiplakan).

Meskipun terkadang tulisan kita pun masih saja dianggap "njiplak", padahal sudah susah-susah nulis (pastinya capek mikir juga dong), kadang juga sudah capek melakukan penelitian, setelah diposting/dipublikasikan, eh... masih aja dianggap plagiat. Capek deh...

Pada dasarnya ide dan inspirasi menulis bisa datang dari mana saja, dari apa saja yang kita lihat, kita dengar, kita rasa, kita baca, dan bisa dari siapa saja. Hal ini memungkinkan ada kesamaan ide pokok antara tulisan kita dengan tulisan orang lain, dan ini merupakan sesuatu yang wajar terjadi, apalagi di era kemudahan akses informasi seperti sekarang ini. Yang membedakan adalah bagaimana kita menuangkan ide-ide tersebut ke dalam tulisan, bagaimana kepiawaian kita merangkai kata per kata menjadi sebuah kalimat dengan gaya kita, ini yang akan menjadi pembeda dengan tulisan orang lain.

Jika ada suatu tulisan yang 40% lebih sama persis secara diksi maupun tata letak kalimatnya, maka sangat dimungkinkan tulisan tersebut merupakan Salinan (baca: jiplakan) dari tulisan orang lain. Cara mengetahui sebuah tulisan itu hasil jiplakan atau bukan sangatlah mudah, tinggal searching online saja nanti hasilnya akan ketahuan orisinalitasnya.

Wallahu A'lam...

Penulis receh (KBC-53)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun