Sahabatku yang budiman,Â
Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung,
Dimanapun kita berada, maka di situlah tempat terbaik kita.
Â
Pernahkan Anda merasa "terkungkung"Â dengan lingkungan dimana Anda berada? Seolah Anda berada dalam suatu sangkar yang "membelenggu" kebebasan Anda? Ya, sebagian orang berpikir dan merasa bahwa dalam kondisi tersebut mereka "tidak mungkin" untuk bisa meraih kesuksesan dalam hidupnya.Â
Banyak faktor yang menjadi keresahan seseorang saat berjuang menggapai kesuksesan, seperti geografis yang kurang mendukung, keterbatasan akses, dan rendahnya income. Misalnya mereka yang hidup di daerah terpencil merasa susah dan jauh untuk mendapat pekerjaan di instansi/perusahaan yang bonafit, karena instansi/perusahaan tersebut hanya ada di perkotaan. Atau bagi pengusaha yang merasa begitu susahnya berjuang dan mengembangkan usaha di daerahnya, mungkin karena keterbatasan akses dan sumber daya yang ada di daerah tersebut.
Sebaliknya, bagi mereka yang hidup di kota-kota besar berpikir betapa sesaknya dunia ini, begitu ketatnya tingkat persaingan hidup, belum lagi dengan karakter masyarakat koa yang cenderung hedonis, individualistis, bahkan mungkin kapitalis. Dimana pun berada, saling sikut, saling senggol, saling tendang. Hingga akhirnya disimpulkan bahwa hidup di kota memang susah untuk menjadi yang terdepan.
Dalam berjuang, seringkali kenyataan tidak sejalan dengan keinginan kita, terkadang juga kita merasa lingkungan kita tidak lagi ramah, dan kondisinya sudah tidak nyaman, dan masih banyak lagi perasaan-perasaan negatif lainnya.
Saat kita merasakan kondisi-kondisi sebagaimana saya sebutkan di atas, maka hal yang perlu kita pahami dan tanamkan menjadi suatu keyakinan adalah: bahwa sesungguhnya dimanapun kita berada maka di situlah tempat terbaik bagi kita. Tempat dimana kita hidup, tempat di mana kita memperjuangkan apapun yang kita inginkan. Kurangilah (dan bahkan kalau bisa dihilangkan) angan-angan bahwa rumput tetangga lebih hijau dan lebih indah.
Â