[caption id="attachment_314840" align="aligncenter" width="620" caption="kutub utara menghitam dan mencair, source :ctvnews"][/caption]
Inter and Intra Generational Equity ~ Irham Wp
Perubahan Iklim akan memberi dampak yang besar bagi dunia, khususnya juga untuk negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia. Perubahan iklim akan menjadi tantangan terbesar di masa depan khususnya apabila kita mengangangkat isu keberlanjutan bagi generasi yang akan datang.
[caption id="attachment_314841" align="aligncenter" width="738" caption="source climateevals.org"]
Berbagai data yang dihasilkan dari penelitian skala regional dan global mengindikasikan dampak-dampak terhadap pulau di negara kepulauan. Bahkan saat menlu AS. John Kerry singgah di Jakarta, dalam pidatonya ia memperingatkan akan dampak perubahan iklim bagi Jakarta yang diperkirakan separuhnya berada di bawah permukaan laut, sebagian besar Jakarta Utara terendam setengah meter akibat kenaikan permukaan laut. Peringatan Kerry itu merupakan peringatan dini akan adanya bencana laut akibat perubahan iklim di massa yang akan datang
Sepanjang tahun 2005 lalu hingga 2007, akibat dari kenikan permukaan laut, Indonesia telah kehilangan 24 (dua puluh empat) pulau-pulau kecilnya di provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Papua sebagaimana dinyatakan Kementerian Kelautan dan Perikanan empat belas tahun yang lalu. Atas dasar data hilangnya 24 pulau-pulau kecil ditambah hilangnya pulau Sipadan dan Ligitan secara politis, sehingga hitung-hitungan awam maka negara kita telah kehilangan 26 pulau.
[caption id="attachment_314842" align="aligncenter" width="460" caption="source globalsolutions.org"]
Periode kehilangan 2030-2050
Fenomena alam yang terjadi dalam dua tahun terkhir ini merupakan peringatan dini bagi pimpinan bangsa 2014 nanti. Curah hujan yang terjadi sepanjang musim penghujan semakin tahun akan semakin besar dari biasanya. Di berbagai daerah seperti di Sulawesi dan Maluku, para nelayan sudah tidak dapat lagi secara presisi memperkirakan cuaca dan arah angin, sehingga berakibat rendahnya tangkapan mereka. Selain itu perubahan derajat keasaman yang telah berubah pH sekitar 0,3 membuat ikan-ikan menjauh ke arah laut dalam, menyulitkan ditangkap nelayan tradisional.
Posisi geografis Indonesia dan kondisi sebagai negara kepulauan menjadikan Indonesia sebagai negara asia Tenggara yang mempunyai resiko tertinggi akibat perubahan iklim, sebagaimana hasilpenelitian yang terdata dalam "Climate Change Vulnerability Index".
[caption id="attachment_314844" align="aligncenter" width="275" caption="source ifad.org"]