[caption id="attachment_309484" align="aligncenter" width="300" caption="sumber : top orgs"][/caption] Banyak keanehan yang terjadi di negeri ini. Menjadi pertanyaan adalah seriuskah para penyelenggara negara mengurus negara, sepertinya hanya bermain-main sebagaimana layaknya anak kecil mempunyai mainan baru. Keanehan hari ini adalah munculnya hakim Mahkamah Konstitusi, Harjono dalam acara Indonesia Lawyer Club dengan host Karni Ilyas. Diskusi yang tadinya datar-datar saja itu mendadak memunculkan salah satu hakim Konstitusi yang turut memutuskan Pilkada serentak 2019. Aneh tetapi lucu juga, mengapa ?. Lucunya hakim Harjono sendirilah yang menyatakan bahwa tidak ada Hakim diseluruh dunia yang muncul dalam wawancara oleh media dan atau memberikan pernyataan dan pembelaan terkait keputusannya sendiri. Hakim Harjono menambahkan bahwa dirinyalah hakim pertama di dunia ini yang muncul dalam acara talk show tersebut dalam acara yang disiarkan langsung oleh sebuah TV swasta pada malam hari ini sekitar pukul 20 WIB sampai dengan 21 WIB. Sudah tahu aneh kok masih mau muncul di TV pak Harjono ?. Sebagai hakim apakah Harjono menyadari bahwa secara etika melanggar aturan main yang dibuat oleh organisasi hakim itu sendiri. Dalam penjelasannya, hakim Harjono menjelaskan kronologis mengapa putusan pemilu serentak tertunda berbulan-bulan beserta adagium kekuasaan kehakiman yang sangat independen, terbebas dari segala kepentingan lain. Pada intinya, ia menjustified bahwa putusan tersebut syah secara hukum konstitusi. Tetapi disisi lain ketika muncul pertanyaan dari host Karni Ilyas tentang legalitas pemilu 2014, hakim Harjono menyatakan bahwa MK bukan pembentuk atau pembuat undang-undang, hal itu diserahkan kepada para pembentuk Undang-undang yang memayungi syah atau tidaknya pemilu 2014. Yang menjadi perhatian kita justru bukan lagi syah atau tidaknya Pemilu 2014, namun kehadiran Hakim di media elektronik. Apabila para hakim merasa seksi tampil di media elektronik menjelaskan putusan hukum yang telah diputuskannya sendiri, akan menjadi seperti apa negara hukum yang katanya merupakan "panglima" di negeri ini , mudah-mudahan bukan karena salah minum obat !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H