[caption id="attachment_311930" align="aligncenter" width="620" caption="PM Enrico Letta Saat Umumkan Mundur, source AP"][/caption]
Krisis politik Italia mencapai puncaknya, setelah gelombang krisis ekonomi yang menghantam negara itu. PM Italia Enrico Letta pagi hari ini dikabarkan telah mengundurkan diri sebagai Kepala Pemerintahan setelah hanya 10 (sepuluh) bulan berkuasa, rencananya ia akan digantikan oleh Walikota Florence yang masih berusia 39 tahun Matteo Renzi.
Renzi akan menjadi Perdana Menteri termuda dalam sejarah Italia, setelah diadakannya voting yang 136 suara mendukungnya, 2 suara abstain, dan hanya 16 suara menentangnya, sehingga membuat Letta kehilangan dukungan secara mayoritas. Dalam hitungan menit setelah perhitungan suara PM Letta langsung menyatakan besok akan menyampaikan pengunduran diri resmi secara tertulis kepada Presiden Italia Giorgio Napolitano.
Pengunduran diri PM Letta hari ini, atau kamis 13/2/2014 waktu Italia, diduga diakibatkan oleh situasi perekonomian Italia. Kita mengetahui bersama bahwa situasi defisit anggaran Italia, hari demi hari, makin parah, dan inilah yang membuat pertikaian diantara pimpinan partai koalisi pemerintahan yang berkuasa di parlemen Italia. Jalan keluar tidak kunjung terbuka.
Diperkirakan oleh penulis pengganti PM yang baru Renzi juga tidak akan bertahan lama, pemilihan umum akan segera digelar karena rasio hutang terhadap GDP telah 133% dan akan terus meningkat, dan masifnya penganguran. Kondisi ini yang membuat PM Letta dalam tekanan berat dan pengunduran dirinya adalah jalan keluar sementara bagi drama krisis Italia.
Apabila Renzi berkuasa, penulis kuatir akan terjadi perubahan fundamental di Italia. Perkiraan penulis adalah adanya peluang besar mengenai keluarnya Italia dari keanggotaan European Union EU atau Masyarakat Ekonomi Eropa, akibat beban-beban ekonomi yang terlalu berat dan sebenarnya ketidak siapan Italia dalam masuk pasar Eropa.
Renzi adalah Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Italia yang berkuasa, yang juga Walikota Florence kini dalam periode akhir masa 10 tahun kepemimpinannya. Sama dengan Jokowi yang didukung media dan berupaya tampil merubah konstelasi perpolitikan Indonesia.
[caption id="attachment_311931" align="aligncenter" width="549" caption="Matteo Renzi, source : npr.org"]
Renzi merupakan generasi perubah di dalam perpolitikan Italia, usianya yang muda sangat kontras dengan kepemimpinan yang selama ini didoinasi waja-wajah tua berkisar di usia sekitar 60 tahunan, meski Letta PM yang akan digantikannya masih relatif muda, 47 tahun.
Renzi berpengalaman memimpin sebuah kota, kini ia akan memimpin pemerintahan sebuah negara, ia belum pernah duduk di parlemen Italia. Mampukan Renzi menyudahi krisis ekonomi di Italia ? sebuah pertanyaan besar bagi kita semua.
Ketidakmampuan pemerintah Italia menghentikan krisis anggaran telah berimbas kepada gejolak politik dalam negeri. Kondisi krisis yang terjadi di Italia ini menjadi barometer stabilitas Eropa. Apabila Italia sampai keluar dari EU, seusai pemilu nanti, menandakan tekanan ekonomi dan krisis ekonomi di Eropa masih akan jauh dari pemulihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H