[caption id="attachment_305634" align="aligncenter" width="300" caption="sumber : phys.org"][/caption] Berbanding terbalik dengan di Amerika yang kota-kotanya highly dependent on car, Eropa merupakan pusatnya Transportasi Massal. Dalam menuju Greening Cities, kota-kota di Eropa kini telah mewujudkan bus listrik dalam rangka mereduksi polusi serta mewujudkan transportasi ramah lingkungan. Bila suatu hari anda sempat mampir ke Swiss jangan lupa mencoba mencoba Bus Tosa (Trolleybus Optimisation Systeme Alimentation) yang mengunakan listrik sebagai energi penggeraknya. Bus Tosa tersebut sudah dioperasikan di Jenewa, meski hanya berjarak tempuh 1 (satu) mil antara stasiun kota hingga pusat pameran internasional expo, namun telah memuaskan banyak pihak. Otoritas kota Jenewa akan menambah beberapa bus Tosa hingga akhir tahun ini, dan targetnya dalam tiga tahun mendatang seluruh jaringan transportasi bus dalam kota akan menggunakan energi listrik sebagai energi terbarukan, guna menhapus polusi kota secara total. Video bus Tosa dapat dilihat dibawah ini Bus yang panjangnya 19 meter dan mampu mengangkut 135 orang (berdiri dan duduk) itu dirancang Zurich ABB ini sama sekali tidak memerlukan minyak atau gas, tetapi sepenuhnya mengandalkan baterai listrik yang perlu di charge 15 detik setiap berhenti di stasiun setempat untuk perjalanan setiap 1 (satu) mil nya dan meskipun pengisian sangat sering seperti itu, baterai di bus diperkirakan akan berlangsung selama setidaknya selama 10 tahun atau satu dekade . Hebatnya di Jenewa sistem transportasi tersebut merupakan  sistem nol emisi karbon, karena karena listrik untuk mengisi ulang bus dihasilkan menggunakan pembangkit listrik tenaga air. Bus Tosa dirancang untuk daerah kemacetan berat. Rencananya dalam tiga tahun mendatang ABB dapat mulai mempromosikan jenis bus Tosa ini, serta menjual bus untuk kota-kota lain di seluruh dunia - yang bisa berarti akhir dari bus diesel. [caption id="attachment_305636" align="aligncenter" width="300" caption="sumber ARUP"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H