Kemudian dia melontarkan kalimat-kalimat asbunnya yang sering dicemooh orang. Hampir setiap hari. Â Dia melakukannya dengan sadar karena dia tau walaupun yang dia ucapkan konyol dan tidak beralasan tapi itu menjadikan dia selalu disebut di media massa. Dan namanya akan selalu ada dalam pikiran masyarakat. Secara psikologis ini dapat memicu keingintahuan orang yang tidak kenal padanya dan juga memicu love & hate relationship, yang tidak suka bisa memicu orang lain menjadi menyukainya karena simpati atas pembullian Sandi.
Pada akhirnya Sandi juga ingin naik kelas, ketika dia hanya menjadi Wakil Gubernur, padahal sebagian besar dana yang dihabiskan keluar dari kantongnya, maka ini adalah kesempatan untuk meloncati Anies Baswedan yang bisa saja menjadi lawan politiknya ke depan dan juga memberikan dia pengalaman satu tingkat di atas lawan-lawan politiknya yang lain, apabila dia menang.
Dan tentu keuntungan Sandi yang utama adalah kekuatan dan kekuasaan untuk melebarkan kerajaan bisnisnya bila dia berhasil menjadi Wakil Presiden.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H