Mohon tunggu...
Irham Rajasa
Irham Rajasa Mohon Tunggu... -

Pemerhati sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Politik Tidak Legowo Koalisi Prabowo

8 Oktober 2014   19:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:52 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kontestasipemilihan Presiden sudah berlalu, begitupun riuh rendah pemilihan pimpinan DPR dan MPR. Koalisi Prabowo sekali lagi menguasai panggung sandiwara parlemen.

Banyak pendukung Prabowo terutama di media sosial berkata bahwa seharusnya Koalisi Indonesia Hebatlegowo menerima kekalahan tersebut.

Hal yang aneh, karena sesungguhnya Koalisi Prabowo lah yang belum legowo. Lahirnya UU Pilkada DPRD adalah hasil dari tidak legowonya Koalisi tersebut, begitupun pemilihan pimpinan DPR dan MPR , semuanya adalah hasil dari politik kemarahan dan ke tidak legowo an Koalisi Prabowo.Walaupun ber-politik adalah bagaimana memperoleh kekuasaan, tapi dasar dari tindakanpara politisi Koalisi Prabowo adalah tidak menerima kekalahan, semua rakyat yang punya akal sehat sudah tahu itu.

Tentu ada agenda politik lainnya dibalik penguasaan tersebut. Sejatinya upaya Koalisi tersebut untuk menguasai pimpinan legislatif dan eksekutif di daerah untuk mudah mengamankan asset, menggunakan aparat daerah, mengamankan proyek untuk pembiayaan politik dan menghambat pemerintahan yang baru. Tujuannya pun sudah jelas untuk membangun imej dikalangan rakyat, mendiskreditkan pemerintahan baru, membuat Pemerintahan Jokowi-JK terlihat tidak becus, dan agar pada pemilu berikutnya memilih Koalisi Prabowo.

Eksekutif sebagai pelaksana kekuasaan dan mandat rakyat, tentu tidak bisa semudah itu dihalangi walaupun legislatif dikuasai oleh Koalisi Prabowo. Akan tetapi, memang sudah jelas apabila eksekutif direcoki terus menerus dengan masalah administratif dan legislasi, itu akan menghabiskan waktu.

Sesungguhnya Koalisi Prabowo ini benar-benar terdiri dari orang-orang busuk yang sama sekali tidak memikirkan kehendak rakyat. Yang ada dibenak mereka adalah menguntungkan kelompok dan mengenyangkan perut masing-masing.Semua ucapan membela rakyat dimulut lain dengan tindakan. Lihatlah, tidak perlu orang pintar untuk melihat bahwa Koalisi Prabowo ini benar-benar kotor dan menjijikkan, hanya perlu akal sehat dan pikiran yang wajar. Semua yang mereka rencanakan adalah untuk penguasaan golongan, bukan kehendak rakyat. Contoh kecil adalah UU Pilkada DPRD yang sudah jelas-jelas TIDAK diinginkan rakyat, tapi mereka tidak mengindahkan hal tersebut. Padahal kalau dilihat dari track record sebelum pemilu presiden, dan sebelum kalah, partai-partai tersebut lah yang justru menolak UU Pilkada DPRD, Ndilalahnya setelah kalah, mereka berbalik menginginkan hal tersebut karena merasa menang angka di Parlemen.

Jadi sungguh diluar nalar untuk mengerti, mereka yang masih membela Koalisi Prabowo. Ketakutan akan penguasaan investor asing, kelompok syiah, ahmadiyah dll menjadi alasan untuk membela. Padahal selama ini, selama 10 tahun pemerintahan SBY yang juga tidak berbuat apa-apa dan membiarkan kelompok radikal agama berkeliaran dijalan-jalan raya membawa parang dan golok. Partai Koalisi Prabowo juga tdk melakukan apa-apa terhadap hal tersebut, malah Gerindra terakhir terlihat membela FPI dalam unjuk rasa penolakan Ahok yang berbuntut kerusuhan.

Jadi, apabila sekarang Koalisi Prabowo merasa diatas angin mengatakan sudah memenangkan pertandingan dengan skor 5-0.Mereka semua memang delusional dan hidup dalam mimpi. Mereka berpikir rakyat ini bodoh semua, dan tidak sadar bahwa segala tindak tanduk mereka diawasi oleh rakyat. Rakyat mengerti mana yang bersih, mana yang busuk.Kalau sekarang rakyat tidak terlihat melakukan apa-apa bukan berarti mereka menyetujui tindakan tersebut. Tunggulah sampai tindakan tersebut dianggap kelewat batas, dan Koalisi Prabowo akan menyaksikan sendiri hukuman langsung dari rakyat.

Selamat atas kemenangan di parlemen. Lebih baik gigit jari daripada gigit teman sendiri. Salam Indonesia Hebat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun