Dan Qabil pun membunuh Habil. Itulah pembunuhan pertama yang terjadi di muka bumi. Kejahatan tertua yang terjadi bahkan ketika hanya ada satu keluarga manusia pertama, yakni Adam dan Hawa, Qabil dan Iqlima serta Habil dan Labuda.
Dengan berlinang air mata Qabil menguburkan Habil. Dia menyesali perbuatannya, tapi semua sudah terlanjur. Akibat dorongan nafsunya, Qabil telah kehilangan ridha Allah, kehilangan saudara kandungnya, dan kehilangan cinta orang tuanya.
Pembunuhan pertama, menunjukkan bahwa manusia dapat melakukan tindakan keji tanpa memandang pertalian darah, karena nafsu pribadi dan alasan sepele lainnya ketika bahkan masih jelas pertalian darah itu terlihat, apalagi saat ini ketika manusia tidak saling mengenal, tentu lebih mudah alasan untuk memenggal kepala manusia hanya karena berbeda ajaran.
Qabil diakhir hidupnya tewas dibunuh anaknya sendiri, dan sejarah terus berulang. Lahirnya Qabil Qabil baru di setiap zaman, yang melakukan tindakan kejahatan atas nama hawa nafsu, dengki, ataupun agama.
Kita baru saja menyaksikan versi Qabil modern yang melakukan penyanderaan dan pembunuhan terhadap belasan orang di satu Café di Sydney.Atas nama agama. Padahal tidak ada satu agama pun yang menganjurkan pembunuhan terhadap sesame manusia, bahkan tidak pada ajaran agama Zoroaster penyembah api.
Tindakan kejahatan yang dilakukan manusia bukan dipengaruhi pihak luar, bukan karena Iblis dan Syetan, karena sesungguhnya mereka hanya mendorong dan menggoda, tetapi manusia lah yang mengambil tindakan, bisa menolak godaan tersebut atau menerimanya.Kita tidak bisa mengatakan bahwa seseorang dengan agama tertentu adalah teroris, karena seorang atheis pun bisa menjadi teroris, begitupun sebaliknya.Seorang atheis pun bisa melakukan tindak kebaikan, jadi apapun yang dilakukan oleh manusia, adalah murni berasal dari pilihannya sendiri.
Manusia juga dapat memilih untuk melakukan kebaikan. Ketika Islamphobia muncul akibat tindakan penyanderaan di Sydney. Satu gerakan solidaritas muncul dengan hashtag #illridewithyou.
Non muslim di Australia yangmerupakan mayoritas melindungi kelompok muslim minoritas yang resah dan takut akibat ancaman serangan balasan terhadap mereka. Hal yang mungkin tidak dapat dibayangkan, bagi sekelompok orang yang kerap melakukan tindakan kekerasan atas nama agama, karena kelompok ini tidak pernah merasakan bagaimana rasanya menjaadi minoritas yang dilindungi.Mereka tidak pernah akan menyadari itu, karena mereka tidak pernah pergi keluar negeri, kecuali ke tanah suci.
Sulit berdialog dengan kelompok yang kerap memaksakan pendapatnya saja, oleh karena itudisini menjadi penting peran negara untuk menegakkan HAM. Melindungi warga negaranya dari tindakan yang menyakiti warga negara yang lain.Negara tidak boleh tunduk kepada teror, karena ketika negara kalah terhadap teror, maka rakyat yang akan membuat peradilan jalanan dan kalau itu terjadi, kita akan melihat Qabil Qabil baru tumbuh subur di negeri ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H