[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Pengumuman Pembatasan (Dok pribadi: Yahya Ibrahim)"][/caption]
Melihat pengumuman sekilas photo yang terpampang di mading masjid Al-Azhar ini, terlihat bahwa Dewan Pembesar Ulama Mesir (Pemerintah Kudeta) mulai membatasi siapa saja yang berhak  mengisi pengajian atau talaqqi di masjid Al-Azhar, apa yang terjadi?
-Hanya Masyayikh yang bergelar Ustadz (baca: Professor) dan asisten Ustadz Al-Azhar saja yang boleh mengajar di ruwaq-ruwaq [tempat pengajian] di Masjid Al-Azhar, sisanya langsung kena eliminasi.
Bagaimana nasib: Syekh Yusri, Syekh Amr Wardani, Syekh Syaltut, Syekh Ahmad Hajin, Syekh Mahmud Abdurrahman, dll. Masyayikh [Para Kiai] favorit mahasiswa asing, khususnya Masisir [Mahasiswa Indonesia di Mesir].
Daftar lengkap Masyayikh yang dilarang mengajar di ruwaq Al-Azhar: link
-Mendegradasi ulama-ulama yang tidak bergelar Professor dan Asisten Professor Al-Azhar ke level masjid di bawah kekharismatikan Al-Azhar, seperti Masjid Sidi Ahmad Dardir dan Masjid Al-‘Asyirah Al-Muhammadiyyah.  Ulama yang terkena degradasi ini yang mempunyai gelar Doktor ke bawah. (?)
-Adapaun pelajaran-pelajaran Qiro’at tetap di Masjid Al-Azhar.
-Daftar penceramah dalam taushiyah nasihat agama sudah ditentukan oleh Kementerian Wakaf dan Urusan Agama Islam [Depagnya Mesir,] Apakah ini termasuk Depag Kudeta?
Siapa sebenarnya yang mau menguasai Al-Azhar dengan keontetikannya dan siapa sebenarnya yang mau menutup Al-Azhar menjadi eksklusif seperti ini?
Ya Allah.. Jaga Kesucian Al-Azhar Kami.. Jaga Selalu Mesir Sebagai Negeri Kedua Kami dari Orang-Orang yang tidak bertanggung jawab.. Tahya Masr.. Tahya Al-Azhar.
[caption id="attachment_314549" align="aligncenter" width="461" caption="Penulis saat mengikuti talaqqi di Masjid Al-Azhar (Dok: Pribadi)"][/caption]