Hari ini cuaca di Tunis cukup terik, maka topi dan kaca mata hitam jadi andalan untuk beraktifitas di luar rumah. Kali ini tujuan saya adalah kampus Zaitouna, sudah sepuluh hari ini saya tidak menginjakkan kaki di tempat studi saya itu dengan alasan menunggu 'natijah' hasil ujian akhir.
Saya ingin flashback, kedatangan saya ke Tunisia memang sangat terlambat, seminggu sebelum ujian, karena memang Tunisia masuk list negara ketiga tujuan saya menggali ilmu keislaman.
Sebelum kepergian yang mendadak ini saya tidak bisa pamit ke beberapa guru di tanah air, tapi kemudian paman saya, Mang Haji Kiki, mengantar saya berkunjung keliling ke rumah saudara terdekat dari pihak bapak, seharian penuh saya mendapatkan wejangan dari mereka, semua mendukung saya harus melanjutkan studi kembali.
Hingga akhirnya sampailah saya di Tunisia, negeri Ibnu Khaldun. Semua keperluan diurus oleh kawan-kawan PPI Tunisia dengan penuh tanggung jawab. Ada satu momen yang tidak akan saya lupakan adalah ketika mengurus keperluan sendiri untuk menghadap wakil direktur universitas dikarenakan tidak masuk jam kuliah pada term awal, otomatis tidak boleh ikut ujian, sebagaimana sebagian kawan-kawan yang terlambat di jurusan lain, kehadiran kampus menjadi syarat utama.
Akhirnya dengan sedikit mengeluarkan jurus 'melas' dan dia tahu nama saya "Irhamni", dan saya yakinkan bahwa saya siap mengikuti ujian term awal dengan usaha yang sungguh-sungguh, alhamdulillah ia pun memberi kesempatan kepada saya untuk mengikuti ujian. Meski akhirnya nama saya jadi bahan pembicaraan di status Fans Page milik beliau, karena ia menulis tentang diri saya.
Beberapa bulan kemudian, saya mengikuti perkuliahan term 2 dengan baik. Hingga datang masa ujian yang akan menentukan jenjang berikutnya sampai penulisan serta munaqasah.
Tentu dengan persiapan yang lebih baik dari sebelumnya sampai harus mencintai pelajaran yang memang membuat kepala pusing, berusaha saya jalani dengan tulus dan matang tak ada kata patah semangat sebelum berusaha maksimal. Tentu dalam keadaan seperti ini kedekatan kepada Sang Khalik harus semakin intens.
Ujian pun berlalu, organisasi dan kegiatan menulis pun kembali saya hadapi. Tepat pada siang hari ini saya menunggu pengumuman kelulusan di perpustakaan kampus. Dan waktunya pun datang, saya lihat hasil ujian akhir ditempel di papan pengumuman kampus. Saya tidak berani mendekat, menunda sambil melihat dari kejauhan di jendela lantai dua gedung perpustakaan.
Merinding, panas dingin, tidak karuan, karena takut tidak lulus dan harus mengulang kembali. Ada dua perasaan, yakin karena sudah berusaha maksimal dan tegang karena khawatir kemungkinan jelek terjadi.
Dengan melangkah dan mengucap bismillah.. Saya memberanikan diri melihatnya, jantung terus berdetak kencang, dan saya lihat banyak yang tidak lulus harus mengulang kembali, karena banyak ratusan nama kawan-kawan kampus, saya jadi kurang fokus, pasrah apapun yang terjadi, dan akhirnya air mata ini pun menetes gembira ketika nama "Irhamni Rofiun" masuk dalam list lembaran pertama kelulusan urutan nilai-nilai tertinggi.
Tangan saya tidak kuat, butiran air mata kembali pecah, hampir roboh, langsung teringat keluarga di tanah air dengan harapan-harapan yang ditaruh di pundak saya, saya ingin selalu membahagiakan orangtua selagi keduanya masih ada, dan ini saya persembahkan sebagai kado ultah Ummi tanggal 15 Juni yang lalu, semoga menjadi pacuan semangat untuk adik-adik tercinta untuk selalu bersemangat membahagiakan orangtua dengan prestasinya masing-masing, dan saya gembira ketika salah satu adik perempuan saya meraih prestasi sebagai lulusan terbaik di tahun terakhirnya di Ponpes Al Quraniyah, Tangerang.
Alhamdulillah, sujud syukur kepada Allah yang telah memberikan banyak nikmat kepada kami sebelum masuk bulan suci Ramadhan, semoga bukan istidraj akan tetapi kenikmatan setelah melalui proses kelelahan sebagai ganjaran kebaikan dari-Nya. Aamiin