Minyak goreng bekas, limbah rumahan yang sering kali mencemari lingkungan. Banyak orang berpendapat bahwa minyak goreng bekas tidak dapat didaur ulang kembali. Faktanya ada banyak cara mendaur ulang minyak goreng bekas, salah satunya dengan membuat sabun.Â
• Minyak goreng bekas dan Pencemaran lingkungan.
Di setiap rumah pasti memiliki minyak untuk menggoreng. Meskipun tren penggorengan tanpa minyak mulai booming namun, tak bisa menyaingi penggorengan dengan minyak. Tentu saja setiap harinya ada banyak minyak goreng bekas yang dibuat ke selokan.Â
Pakar lingkungan ITB, Katrina Oginawati dalam bbc.com menyatakan bahwa minyak goreng bekas dapat mencemari lingkungan. Minyak goreng bekas yang dibuang ke lingkungan akan menyumbat pipa air dikarenakan lemak yang dikandungnya.Â
Jika lemak minyak telah sampai ke laut atau danau maka lemak minyak bisa menutupi permukaan air danau atau laut. Hal ini berakibat pada sulitnya oksigen dan sinar matahari masuk.Â
Tentu saja sedikitnya oksigen dan sinar matahari yang masuk akan menyebabkan perbedaan siklus rantai makanan. Beberapa mahkluk hidup yang tidak dapat bertahan tanpa oksigen akan mati. Selain itu, lemak adalah media pertumbuhan yang baik untuk bakteri.Â
Jika bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh ikan, serta ikan tersebut dikonsumsi oleh manusia maka dapat berbahaya juga bagi manusia.Â
• Sabun.
Sabun sendiri merupakan pembersih yang biasa kita gunakan sehari-hari. Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) tahun 2006, mengemukakan bahwa sabun adalah pembersih yang terbuat dari minyak, lemak, dengan basa yang tidak menimbulkan iritasi pada kulit.Â
Body wash, dan sabun yang ada di kamar mandi bukanlah "sabun" sesungguhnya. Sabun yang dijual di pasaran biasanya mengandung surfaktan yang berguna sebagai zat pembersih. Sabun yang mengalami proses saponifikasi cenderung lebih lama prosesnya dibandingkan dengan penambahan zat pembersih.Â