Harga rumah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Di tahun 2015, saya masih melihat ada rumah dengan harga yang terjangkau. Di tahun 2020, saya terkejut ketika mendengar rumah yang dibeli harganya mahal namun, tidak begitu luas.Â
Semakin banyak anak muda yang tak mampu membeli rumah.Â
Survei yang dilakukan oleh rumah123.com di tahun 2019 terhadap 3.007 responden mengemukakan bahwa milenial memiliki kecenderungan untuk menunda pembelian rumah.Â
Dalam artikel yang ada di kumparan, memaparkan berdasarkan hasil survei hanya 4,73 persen milenial muda yang berusia 22-28 tahun yang melakukan pembelian rumah.Â
Milenial yang berusia 29-35 tahun yang melakukan pembelian rumah hanya sekitar 21,87 persen. Tentu saja artinya masih banyak milenial muda yang belum memiliki rumah.Â
Ada survei lain yang juga menunjukkan bahwa sebanyak 52,4% kepala rumah tangga belum memiliki rumah. Dari 52,4 persen tersebut, kaum milenial yang paling dominan belum memiliki rumah.Â
Tak hanya berdasarkan survei, di kehidupan nyata ada banyak sekali teman atau saudara saya yang belum memiliki rumah. Padahal umur mereka rata-rata sudah di atas 30 tahun, kebanyakan masih menyewa rumah atau tinggal bersama orang tua.
Ada banyak alasan mengapa milenial belum mampu membeli rumah.Â
Ada banyak alasan mengapa milenial muda belum mampu memiliki rumah. Saya setuju berdasarkan data di atas jika banyak milenial yang belum memiliki rumah yang tepat, tentu saja ini berkaitan dengan biaya juga.Â