A adalah pemuda berumur 23 tahun yang baru menjadi sarjana. Sama halnya dengan yang lainnya, ia berlomba-lomba untuk mengirim lamaran pekerjaan ke berbagai perusahaan. Sayangnya tak ada lamaran yang diterima dan ia bertekad untuk memulai bisnis. Faktanya di lapangan bisnis tak sesuai ekspektasi, ia gagal dan menganggap bahwa hidup tak adil.Â
A adalah cerita fiksi tapi pasti banyak terjadi di kehidupan nyata bukan? Betapa banyak orang yang gagal dan memilih menyerah. Terlebih fenomena yang saya lihat pada milenial muda dan gen Z ingin sesuatu yang instan.Â
Inginnya menjadi seorang youtuber terkenal seperti Atta Halilintar dan memiliki gaji ratusan juta per bulan. Ketika memulai karir menjadi seorang youtuber, malah kandas di tengah jalan karena ketika awal memulai tak sesuai ekspektasi. Gaji tak sesuai ekspektasi namun, pengeluaran untuk youtube besar.Â
Oprah Winfrey, seorang presenter terkenal pernah berkata, "Saya tidak percaya kegagalan, itu bukan kegagalan jika kamu menikmati proses".Â
Kegagalan sejatinya adalah proses, jika siap dengan sukses maka harus siap juga dengan gagal.Â
Seiring berjalannya waktu, saya tahu bahwa gagal itu wajib hukumnya.Â
Di masyarakat kita, stereotip mengenai kegagalan adalah sesuatu hal yang memalukan.Â
Dari sekolah dasar, kita sudah diajarkan untuk menjadi orang yang sukses bukan gagal, padahal gagal dan sukses hubungannya sangat dekat.Â
Lantas apa setiap orang harus gagal sebelum sukses? Jawabannya adalah iya.Â
Berikut ada 4 alasan mengapa kita harus gagal sebelum sukses:
1. Melatih sifat pantang menyerah
"Masa depan yang sukses bukan milik orang yang pintar, namun orang yang bekerja keras dan tak pantang menyerah."
Kutipan tersebut saya dapat dari buku namun lupa judul buku tersebut. Orang yang bisa melalui kegagalan adalah mereka yang memiliki sifat pantang menyerah.
Tak heran ketika ada orang yang tiba-tiba terkenal karena konten di media sosial akan lebih cepat meredup kembali dibandingkan dengan mereka yang berproses dari awal. Bandingkan saja artis Raffi Ahmad dengan beberapa orang yang pernah terkenal karena video yang mereka buat.Â
Raffi Ahmad yang berproses dari awal akan memiliki sifat tak mudah menyerah dengan dunia entertainment yang keras. Jadi, gagal baik untuk perkembangan karir ke depan karena kita tidak akan mudah menyerah ketika ada masalah di tengah karir yang telah dibangun.Â
2. Gagal tandanya harus belajar lagi
Saat saya belajar membuat produk perawatan tubuh dengan ilmu farmasi yang telah saya peroleh. Saya gagal di awal, padahal segala jenis formulasi telah dicoba.Â
Saat itu saya mulai bertanya mengapa produk ini gagal. Akhirnya saya belajar lebih keras lagi dan tahu kesalahan pada formula yang telah dibuat.Â
Gagal sebenarnya mengajarkan kita untuk lebih giat lagi belajar. Jika gagal dalam berbisnis, maka pelajari kelemahannya dan langsung mencoba lagi, begitu pun dengan hal lainnya.
3. Memiliki motivasi untuk sukses
Saat gagal dalam memperjuangkan apa yang ingin kita gapai, tentu akan ada banyak orang yang menghina. Hinaan ini adalah cambuk yang paling tepat untuk terus memotivasi diri sukses.
Orang boleh berkata apa saja tapi jangan biarkan apa yang mereka katakan menjadi kenyataan. Bagi saya satu-satunya cara untuk balas dendam terhadap orang-orang yang dulu sering menghina adalah dengan menjadikan diri sendiri sukses.Â
4. Paham bahwa perjuangan itu tak mudah
Kegagalan mengajarkan kita bahwa perjuangan itu tak mudah. Gagal juga mengajarkan kita untuk lebih menghargai proses dibandingkan hasil akhir.Â
Dalam berproses tentu saja akan ada banyak pengalaman yang bisa dikenang. Tentu sangat berbeda orang yang menikmati proses dengan mereka yang ingin hasilnya instan.Â
Gagal adalah proses yang harus dijalani orang sebelum mengecap manisnya kesuksesan.Â
Memang ada orang-orang tertentu dengan privilege yang membuat mereka lebih mudah untuk sukses. Namun, setiap orang tentu memiliki masalahnya tersendiri. Bisa jadi masalah mereka dengan privilege lebih kompleks dibandingkan dengan kita yang tidak memiliki privilege.Â
Bukankah Tuhan maha adil dalam menentukan jalur hidup hambanya?Â
Jadi, apapun itu tetap semangat ketika dilanda kegagalan. Semoga tulisan ini bermanfaat, salam hangat dari saya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H