Kenyataannya setahun kemudian Sandiaga Uno resmi bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Sebelumnya Prabowo Subianto juga telah dulu bergabung dengan pemerintahan Jokowi. Seharusnya ini dapat membuka mata banyak orang bahwa tidak ada teman atau musuh yang abadi dalam dunia politik. Teman saya yang berasal dari jurusan politik berhati-hati sekali mengemukakan opini terkait politik. Kebalikannya dengan banyak orang yang tak mengerti politik malah berkomentar seakan-akan paham dunia politik.Â
Sama halnya dengan kasus Gita, ada banyak sekali orang yang merasa paling benar karena telah menyuarakan konflik Palestina-Israel. Sedangkan, orang-orang yang dianggapnya tidak menyuarakan malah dihujat habis-habisan. Padahal Gita menyuarakannya lewat donasi dan secara diplomatis. Bukankah yang paling dibutuhkan dari korban perang adalah bantuan kemanusiaan?Â
Di dunia nyata saya juga sering menemui orang-orang yang mengalami Dunning-Kruger Effect. Contohnya ketika saya menjelaskan bahwa amoksisilin adalah antibiotik bukan obat demam dan harus dikonsumsi sampai habis, ada beberapa orang yang tetap keras kepala mengatakan bahwa amoksisilin adalah obat demam. Biasanya saya hanya diam saja ketika sedang di posisi tersebut karena bagi saya berdebat dengan orang bodoh itu buang-buang waktu.Â
Lantas bagaimana agar Dunning-Kruger Effect ini tidak terjadi di kita?Â
Menurut saya, semua orang berpeluang untuk mengalami fenomena ini. Hal tersebut dikarenakan tantangan terbesar ketika kita belajar dan mengetahui banyak ilmu pengetahuan adalah sifat merasa "lebih" pintar dibandingkan orang lain. Saya sendiri pun mungkin pernah merasa diri paling pintar dibandingkan lain. Ada beberapa cara supaya Dunning-Kruger Effect ini tidak terjadi pada kita, yaitu :Â
1. Banyak membaca buku dan terus belajar.Â
Membaca buku membuat saya tahu bahwa ternyata ada banyak hal yang tidak saya tahu. Sering membaca buku juga membuat saya tahu bahwa ilmu pengetahuan berkembang setiap tahunnya. Sehingga, kita harus terus belajar dan belajar.Â
Tak ada orang yang pintar selamanya jika ia tidak terus belajar. Hp Nokia saja yang pernah jaya pada masanya bisa hancur karena tidak belajar dan melakukan inovasi produk.Â
2. Terbuka terhadap pendapat orang lain.Â
Kritik yang membangun itu perlu karena salah satu cara kita untuk lebih maju adalah adanya kritik dari orang lain. Selain kritik, kita juga harus terbuka dengan pendapat orang lain. Mendengar pendapat orang lain dapat memberikan sudut pandang yang berbeda yang tak pernah kita pikirkan.Â