Kurang lebih dua tahun aku tinggal bersamanya. Dua tahun tinggal di kampung halaman. Aku memanggilnya cicek. Cicek adalah kakak tertua mamak yang tinggal di kampung. Orang yang sudah aku anggap seperti ibu sendiri.Â
Semenjak oom meninggal aku tinggal bersama cicek. Maklum cicek tak punya anak sehingga aku mengalah untuk tinggal bersamanya selama dua tahun. Bekerja dan menjalani hidup yang penuh suka duka di kampung halaman.Â
Surat ini aku tunjukkan untuk beliau. Tentu saja bukan untuk memberi tahu tak bisa pulang ke kampung halaman tahun ini. Beliau sudah tahu. Bukan juga mengatakan kalau aku rindu. Memang aku rindu namun, apa obat dari rindu selain bertemu?Â
Di surat ini aku ingin mengatakan harapan-harapanku untuknya. Pertama, aku harap cicek tak sering mengonsumsi minuman dan makanan manis di lebaran kali ini. Aku takut penyakit diabetes cicek bertambah parah. Maklum cicekku ini pecinta makanan dan minuman manis.Â
Kedua, tak usah masak makanan dalam jumlah yang banyak untuk lebaran tahun ini. Cicek sudah tahu bahwa kami tak bisa mudik. Aku berpesan demikian karena kebiasaan cicek yang tetap memasak dalam jumlah yang besar, takut tiba-tiba kami jadi pulang kampung di hari kedua atau ketiga lebaran.Â
Ketiga, aku harap cicek sering olahraga. Bukan hanya badan menjadi sehat namun, tubuh juga tidak gampang stres. Aku tau cicek masih sering sedih karena kehilangan oom. Memang bukan perkara yang mudah kehilangan orang yang kita cintai namun, bukankah suatu saat kita akan bersama dengan mereka di surgaNya?Â
Terakhir, aku hanya ingin memberi tahu jika kami sekeluarga memang tidak bisa pulang namun, doa kami selalu ada untuk cicek. Sejauh apapun jarak, doa akan tetap sampai. Tentu saja aku selalu berdoa agar cicek diberi kesehatan dan tidak sering-sering sedih.Â
Sekian tulisan ini aku buat untuk Suwarni, cicek sekaligus ibu angkat di kampung halaman. Memang tidak terlalu panjang namun, penuh makna. Semoga pandemi ini segera berlalu agar aku bisa pulang ke kampung halaman. Bertemu cicek dan menikmati udara di kampung yang asri.Â
Salam hangatku,Â
Irhamna M.Jamil