Mohon tunggu...
Irham Maulana saputra
Irham Maulana saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - pencapaian saya yaitu ingin menjadi anak yang sukses

hobi saya yaitu tari dan menggambar, kepribadian saya adalah anak baik

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pengaruh Modernisasi Terhadap Identitas Budaya Osing

11 Desember 2024   08:41 Diperbarui: 11 Desember 2024   08:46 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengaruh Modernisasi Terhadap Identitas Budaya Osing

1.PENDAHULUAN

Modernisasi merupakan proses transformasi sosial, ekonomi, dan budaya yang membawa masyarakat menuju kondisi yang lebih modern dengan penerapan teknologi, inovasi, dan pola hidup baru. Dalam konteks ini, masyarakat Osing, yang dikenal sebagai komunitas adat asli Banyuwangi, Jawa Timur, menghadapi tantangan signifikan dalam menjaga keutuhan identitas budayanya. Identitas ini mencakup berbagai elemen tradisional seperti bahasa Osing, seni tari Gandrung, ritual Seblang, dan pola hidup agraris yang khas. Namun, dengan kemajuan zaman yang semakin pesat, identitas budaya Osing menghadapi ancaman yang serius dari pengaruh globalisasi dan modernisasi.

2.PEMBAHASAN

•Budaya Osing dan Dinamika Modernisasi

Budaya Osing memiliki keunikan yang membedakannya dari budaya masyarakat Jawa lainnya. Salah satu aspek yang paling mencolok adalah bahasa Osing, yang masih digunakan oleh masyarakat setempat meskipun jumlah penuturnya semakin berkurang. Selain itu, berbagai kesenian tradisional seperti tari Gandrung, Barong, dan ritual Seblang merupakan bentuk ekspresi budaya yang merefleksikan hubungan masyarakat Osing dengan alam dan leluhur mereka.

Namun, proses modernisasi membawa pengaruh besar terhadap pola hidup masyarakat Osing. Masuknya teknologi komunikasi seperti internet dan media sosial mengubah cara masyarakat, terutama generasi muda, berinteraksi dan menerima informasi. Budaya populer yang diakses melalui media global sering kali lebih menarik perhatian dibandingkan dengan tradisi lokal. Sebagai contoh, pemakaian bahasa Osing di kalangan anak muda mulai tergantikan oleh bahasa Indonesia atau bahasa asing, yang dianggap lebih relevan untuk kebutuhan pekerjaan dan komunikasi global.

Perubahan pola hidup juga terlihat dalam bidang ekonomi dan sosial. Tradisi agraris yang menjadi inti kehidupan masyarakat Osing mulai tergeser oleh industrialisasi dan urbanisasi. Banyak generasi muda yang beralih ke pekerjaan di sektor jasa atau industri, meninggalkan pola hidup tradisional yang berbasis pertanian. Akibatnya, nilai-nilai kearifan lokal seperti gotong royong dan solidaritas komunal yang menjadi ciri khas masyarakat Osing perlahan-lahan memudar.

•Ancaman terhadap Identitas Budaya

Modernisasi tidak hanya berdampak pada pola hidup, tetapi juga pada keberlanjutan tradisi budaya. Ritual-ritual adat seperti Seblang dan tradisi Gandrung menghadapi tantangan berupa minimnya regenerasi pelaku seni dan berkurangnya antusiasme masyarakat untuk melibatkan diri. Bahkan, dalam beberapa kasus, upacara adat digelar lebih sebagai atraksi wisata daripada sebagai bagian dari kehidupan spiritual masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun