Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

PR Sekolah Dihapus, Tepat atau Salah Sasaran?

3 November 2022   13:03 Diperbarui: 3 November 2022   13:05 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
This photo taken from pexels.com

            PR Sekolah adalah desain pengembangan potensi peserta didik

Dengan adanya PR, potensi peserta didik dapat berkembang secara optimal. 

Sebagai contoh, Peserta didik menyukai pelajaran bahasa Inggris, matematika, atau IPA. Pertumbuhan skil mereka dapat dipadukan melalui mengerjakan tugas rumah. PR sekolah adalah program alternatif yang dirancang untuk mem follow-up minat dan bakatnya. 

Bukankah peserta didik yang sering menang olimpiade baik di tingkat nasional dan internasional dihasilkan dari kedisiplinan pelatihan dan mengerjakan PR sekolah? Kalau iya, berarti PR sekolah tidak perlu dihapus tapi diganti dengan pelatihan ekstra kurikuler.

Di sisi lain, orientasi PR sekolah juga menumbuhkan proses mental tanggungjawab dan kemandirian. Pada prosesnya, peserta didik yang diberi PR sekolah tidak punya pilihan lain selain harus mengerjakan dan mengumpulkan sesuai hari dan jam yang ditentukan.

Secara tidak langsung, hal ini melatih sikap tanggungjawab dan mandiri peserta didik, di mana ketika mereka dewasa dan masuk jenjang sekolah yang lebih tinggi, tanggungjawab adalah komitmen terpenting untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Penulis sendiri merasakan efek PR sekolah yang ternyata begitu berpengaruh dalam dunia perkuliahan.

Mengembangkan Kreativitas dan terampil berpikir kritis

Tanpa disadari, tujuan utama PR sekolah sebenarnya untuk mengembangkan kreativitas dan terampil berpikir kritis. Peserta didik dapat bereksplorasi dan mencari jawaban dari soal-soal tanpa harus membaca buku pegangan dari sekolah. 

Akselerasi teknologi yang canggih membantu mereka menjelajahi dimensi dan mencari referensi dari sudut pandang lain mengenai PR yang ditugaskan. 

Pada saat yang sama, peserta didik memiliki keterampilan menyalurkan penemuan di depan teman-temanya dan memotivasi  mereka melakukan hal serupa. Tentu dalam prosesnya, orang tua wajib membimbing dan mengawasi supaya tidak salah membuka situs yang bukan semestinya.

Kegiatan itu kemudian menuntunnya berpikir kritis yang sangat berguna ketika mereka dewasa kelak. Mereka dapat jernih melihat dan cerdas membaca serta menilai mana sesuatu yang benar dan salah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun