Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Ambang Mimpi

15 April 2022   17:19 Diperbarui: 15 April 2022   17:26 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Puisi: Ambang Mimpi

Lewat gagang pintu pesan itu menyelinap dan merebak di telinga

Mengganggu seorang bocah yang tertidur pulas berbantal sebelah lengan

lalu terbangun dengan tertegun bak putri malu sehabis disentuh

Ia menangkap suara pesan itu seolah merenung tanpa henti

Dan mulai menggambarkan tidak-tidak

Seolah neraka nyata dan hadir dalam hidupnya  melihat gambaran-gambaran neraka seolah nyata

Pesan itu berisi sederet  kejahatan dan cerita masa kelam

Kejahatan terlalu menumpuk dan menyisakan sederet luka menganga

Kejahatan telah subur akibat dipupuk selir-selir dan sengkuni

kejahatan menjadi virus yang pelik ditaklukkan dan diobati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun