this photo taken from https://www.abasrin.com/Puisi: Sengkuni Masa Kini
Sejak abad kuno mulai kembali bersahabat dengan abad edan
sebuah perjanjian muncul dalam skenario keuntungan
satu manusia bertransaksi dengan jutaan milyaran makhluk
menjadi penguasa di paling disegani dan ditakuti
Dengan segala sekardiu dan gerombolan ahli mengakar-akar
Sengkuni lahir bagai duri merebak dan membias
Menjadi "demagog" menunggangi dan mengendalikan
Raja dari segala titik hitam
Menembus aksara dan bantaran putih
Sengkuni dengan langkas mengkamuflase
Menjelma manusia licik
Kongkalikong berlalu lalang pada dermaga kehidupan
Sambung tangan menyelinap dalam topeng kemakmuran
Menjelma manusia Muslihat
Mengalir deras bibir manis dan sederet janji
Pada cita mesti menyembul
Pada Bayang-bayang mesti memihak
Tiba-tiba membeku bak batu termangu-mangu
Menjelma manusia "penambat"
Melunakkan ayat-ayat setan
Mengkambing hitamkan akal tuhan
Menunggangi gili-gili dan dermaga
mengeruk kepentingan,
KKN subur bagai tukang ucuk-ucuk
Tanpa kenal tanggal dalam gedung-gedung putih
Demi segumpal kertas bergambar segitiga
Sengkuni telah lahir dari museum-museum sejarah
Ia disambut gemuruh riuh
Berdendang ria dalam gumpalan benih
berkelana dan bebas berkeliaran
tanpa kenal waktu, Jarum jam, dan batas nalar
      Malang, 5 April 2022
     Oleh: Muhammad Irham Maulana
     Mahasiswa Uin Maliki Malang
      Demagog pemimpin, dekadensi penguasa, demarkasi kaum veteran dari para elit bak sengkuni yang bebas berkeliaran tanpa kenal takut khawatir dan binasa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI