Mohon tunggu...
Muhammad Irham Maulana
Muhammad Irham Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hidup Untuk Menulis dan Menulis untuk Menghidupkan. Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta

Jangan biarkan kata-kata bersarang di kepala. Biarkan ia menyelinap ke dalam kertas dan berkelana di halamannya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kiblat Perempuan Masa Kini

11 Maret 2022   08:06 Diperbarui: 11 Maret 2022   08:12 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
this photo taken from https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle

                Kiblat Perempuan Masa Kini

Dalam surat Kartini tertulis, perempuan bukan pribadi yang hanya mengandalkan peranan kaum jantan. Gerakan perempuan lahir atas kesadaran kolektif  yang bertujuan memajukan peradaban melalui eksistensinya. Peradaban Bangsa mungkin dapat ketinggalan jaman jika peranan perempuan tidak dianggap. Sebab orang cerdas, pintar, dan bermartabat lahir dari rahim seorang perempuan. 

Peringatan Hari Besar Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 maret 2022 seolah-olah menjadi gebrakan bagi kaum perempuan masa kini untuk meneladani eksistensi perempuan zaman dahulu. Peringatan perempuan yang termaktub dalam Hari Besar Internasional berarti menunjukkan bahwa perkembangan peradaban tidak bisa lepas dari peranan perempuan. Sejarah juga menguatkan bahwa perempuan menjadi salah satu pelopor dalam kebangkitan peradaban. Warna-warni Peradaban yang dapat dinikmati hingga kini bisa jadi buah hasil dari aksi-aksi perempuan dahulu.

Perempuan lampau disebut-sebut oleh sejumlah pandangan memiliki pengaruh signifikan dalam kemajuan suatu peradaban. Pernyataan ini harus lah menjadi teladan bagi perempuan masa kini untuk menunjukkan sikap feminisnya dalam mengawal kemajuan bangsa. Sebab kemerdekaan Indonesia yang ke-75 tahun ini tidak hanya digalang oleh kaum jantan. Bukti sumbangsih perempuan sebagai tokoh pejuang kemerdekaan, R.A Kartini, yang terkenal dengan perjuangan dan keberanianya melawan penjajah.

Poetri Mardika, inspirasi ruh R.A Kartini, yang dibentuk  pada tahun 1920 atas dasar menjunjung derajat perempuan serta penentangan konotasi lemah, tak berdaya, dan pengandalan. Ini menunjukkan bahwa keterlibatan perempuan dalam perjuangan bangsa tidak bisa dinggap begitu saja.

Pembicaraan mengenai feminis memang tidak pernah selesai. Perdebatan  bertajuk perempuan akan terus digelar. Tujuanya tidak lain adalah meniadakan asumsi milenial yang menganggap perempuan sebagai kaum lemah dan tendensi maskulin. Wacana ini sepatutnya dijadikan kiblat, terutama para perempuan masa kini untuk memulihkan eksistensi perempuan. Diskusi bertemakan perempuan tidak henti dibicarakan. Semisal, Pengamat sosial-politik, Rocky Gerung yang menilai perempuan memiliki aktor fundamental di segala sektor kehidupan. Jurnal Parapuan dari Kompas yang menaungi emansipasi kaum-kaum perempuan. Jurnal Gerakan Perempuan yang dibentuk 14 Mei 2013 sebagai bentuk respon kaum perempuan terhadap budaya, politik, pendidikan dan peranan sosial.

           

            Kinerja perempuan masa silam untuk masa kini

Kalau para perempuan masa kini identik dengan ingar-bingar kemegahan suatu peradaban, perempuan masa silam malah identik dengan rona-rona perjuangan; memperjuangkan kesetaraan hak dan satatus, memperjuangkan marwah perempuan, dan melawan kolonial; diskriminasi, kejahatan, dan kebodohohan. Perempuan zaman dahulu memang identik dengan bawaan semacam ini. Contoh Hannah Arendt, salah satu tokoh aktivis politik perempuan, yang berani menentang Nazisme di Jerman. Ia mengkritik sistem politik nazisme yang lekat dengan ideologi totalitarisme dimana ideologi ini dinilai merugikan kesejahteraan manusia.

Ini menunjukkan bahwa perempuan bukanlah makhluk yang lemah dalam sumbangsih pemikiran dan bernalar. Kemampuan berfikir dan bernalar umumnya diduduki kaum jantan mesti disetarakan dengan hak berrfikir dan bernalar oleh kaum perempuan. Setidaknya Hannah Arendt telah mendefinsikan peran perempuan bahwa mereka  bukan entitas yang tunduk terhadap kekuasaan. Perempuan juga memiliki pengaruh dari segala hiruk pikuk model peradaban melalui pemikiran dan penalaranya. Tindak-tanduk Hannah Arendt seharusnya dapat dijadikan cerminan oleh perempuan masa kini untuk menunjukkan marwah feminisnya melalui aksi berani mengkritik penguasa, berani menentang kebijakan, dan berani melawan penindasan. Tokoh perempuan seperti inilah yang saat ini harus benar-benar ada di bumi pertiwi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun